JAKARTA. Menemani aktivitas anda di pagi hari, kami menyajikan sejumlah berita bursa saham di halaman 4 Harian KONTAN, edisi hari ini (9/7) sebagai berikut. Untung dari Pelemahan Rupiah Ada berkah di balik musibah. Ini juga berlaku saat kurs rupiah rontok di hadapan dollar Amerika Serikat. Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menilai, ada empat perusahaan yang bisa meraup untung dengan melemahnya rupiah. Sedang 10 perusahaan lainnya bakal rugi dengan kondisi itu.
Dua dari empat perusahaan yang untung tersebut adalah emiten di bursa saham Indonesia, yakni PT Indika Energy Tbk (INDY) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Sedangkan perusahaan yang mendapatkan tekanan terbesar antara lain PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Penilaian ini berdasarkan simulasi penurunan nilai tukar rupiah. Fitch membuat simulasi dengan skenario penurunan sebesar 15% dan 30%. Direktur Keuangan TBIG Helmi Yusman Santoso mengatakan, saat ini perseroan memang tidak terlalu terpengaruh pelemahan nilai tukar rupiah. Maklum, TBIG sudah mengamankan seluruh utang dollar AS dengan hedging. Sementara anggaran belanja modal (capex) emiten ini menggunakan mata uang rupiah. Di samping itu, TBIG memperoleh sebagian pendapatan dalam dollar AS. "Kami memperoleh pendapatan sewa menara dalam dollar AS dari Indosat. Ini sesuai perjanjian yang telah disepakati pada 2012," imbuh Helmi. Perjanjian TBIG dengan Indosat berlaku hingga 2022 mendatang. Dengan demikian, peraturan pemerintah yang mengharuskan transaksi dalam negeri menggunakan rupiah tidak berlaku bagi perjanjian tersebut. PT Anabatic Technologies Tbk (ATIC) Setelah masuk papan Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Anabatic Technologies Tbk (ATIC) bersiap ekspansi. Emiten baru ini akan membeli dua perusahaan teknologi informasi. Menurut Adriansyah Adnan, Direktur ATIC, perusahaan ini tengah menilai atas sejumlah perusahaan, baik lokal maupun asing untuk diakuisisi. Namun, dalam waktu dekat ada dua perusahaan yang siap dicaplok. Salah satunya adalah perusahaan TI asal Malaysia. "Kami harapkan, September (2015) sudah closed," ujar Adriansyah, Rabu (8/7). Sayang, ia belum membeberkan detil akuisisi ini. Tapi ATIC ingin menjadi pemegang saham mayoritas di perusahaan tersebut. ATIC mengalokasikan belanja modal Rp 200 miliar tahun ini. Dana itu untuk akuisisi serta kegiatan riset dan pengembangan. Sumbernya dari hasil penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) dan kas internal. ATIC meraih dana IPO sebesar Rp 262,5 miliar. Dana tersebut 50% untuk pengembangan produk, 30% untuk membayar utang dan sisanya modal kerja. Perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi ini memiliki kantor di sejumlah negara, seperti Singapura, Malaysia, Filipina, dan India. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)