Pantura banjir, angkutan darat rugi Rp 15 miliar



JAKARTA. Banjir yang melanda kawasan pantai utara Jawa (Pantura) rupanya tak hanya melumpuhkan arus barang ke ibukota. Pengusaha transportasi mengaku harus menanggung kerugian lantaran pembengkakan biaya operasional akibat pengalihan rute yang dilakukan. “Dengan adanya banjir terjadi penambahan biaya operasional sebesar Rp 2,5 juta per kendaraan setiap harinya,” kata Ketua Organda DKI Eka Sari Lorena di Jakarta, Selasa (22/1). Menurutnya angka tersebut hanya berasal dari penambahan bahan bakar saja, belum termasuk dengan kerusakan kendaraan akibat banjir. Lanjut Eka Sari, jika dihitung setiap harinya kendaraan yang melalui pantura sebanyak 6.000, maka total kerugian bisa mencapai Rp 15 miliar setiap harinya. Tak hanya bagi pengusaha transportasi, banjir tersebut juga dipastikan merugikan distribusi barang ke Jakarta. Eka Sari mencontohkan dengan lokasi banjir paling parah di Pamanukan arus perdagangan beras dari lumbung padi di Jawa Tengah ke pasar induk Cipinang, Jawa Timur. Ia mengusulkan agar pemerintah dapat menerapkan strategi baru seperti early warning system agar banjir tidak terus berulang setiap tahunnya. Menurut Eka Sari koordinasi antara pemerintah daerah pun harus semakin ditingkatkan agar dapat dilakukan pencegahan sejak dini.

“Pemangku kepentingan di Jakarta dan wilayah sekitar harus ikut menciptakan pola transportasi baik,” imbuhnya. Sebelumnya di tahun 2013 lalu, bisnis transportasi angkutan darat juga harus menanggung kerugian yang cukup besar. Kata itu sektor transportasi mencatatkan kerugian lebih dari Rp 50 miliar setiap harinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dikky Setiawan