Papandreou berencana menggelar referendum atas strategi Eropa



ATHENA. Perdana Menteri Yunani George Papandreou berjanji untuk melaksanakan referendum terhadap kesepakatan pimpinan Eropa yang terbaru, yakni mendanai utang Yunani. Papandreou yakin, rakyat Yunani akan mendukung dirinya melakukan reformasi ekonomi. "Atas kesepakatan terbaru ini, kita harus melakukan referendum untuk mengambil keputusan. Demokrasi harus dijalankan dan Yunani terpanggil untuk melakukan tugas negara melalui proses pemilihan," papar Papandreou. Langkah Papandreou ini memiliki resiko besar, yakni default. Hal itu sangat mungkin terjadi bila sebagian besar pemilih menolak strategi yang diputuskan Eropa. Apalagi, dalam sebuah poling yang dipublikasikan pada 29 Oktober lalu menunjukkan mayoritas rakyat Yunani mempercayai bahwa kesepakatan paket bailout teranyar dan pemangkasan utang Yunani sebesar 50% merupakan hal yang negatif. Papandreou juga mengatakan, dirinya akan mencari kepercayaan di parlemen. Referendum akan segera dilakukan setelah detil dari kesepakatan Eropa dirilis. Rencananya, voting kepercayaan akan dimulai pada 2 November hingga 4 November mendatang. Kepopuleran Papandreou sendiri memang sudah anjlok setelah dirinya mengusulkan kebijakan penghematan dan memangkas dana pensiun dan gaji. Selain itu, dia juga menaikkan pajak penghasilan sehingga menyebabkan ketegangan sosial di Yunani. "Papandreou kemungkinan akan kalah dalam referendum. Itu artinya, harus dilakukan pemilihan umum. Ketidakpastian yang terjadi di Yunani dapat menyebar ke negara-negara Eropa lain yang saat ini posisinya cukup rentan, khususnya Italia," papar Thomas Costerg, ekonom Eropa di Standard Charterd Bank di London.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie