KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Digitalisasi jadi kunci pelaku usaha terutama UMKM bisa bertahan dan mengembangkan usahanya. Terutama di tengah pandemi Covid-19, digitalisasi bagi UMKM dan pelaku usaha lainnya jadi sebuah keniscayaan. Menjawab kebutuhan digitalisasi dalam pengelolaan bisnis, Paper.id yang merupakan start up Software as a Service (SaaS) yang berfokus untuk menangani masalah-masalah yang biasa dihadapi pebisnis ataupun pelaku UMKM. Mulai dari pembuatan invoice, pencatatan laporan akuntansi, pembayaran, hingga pengelolaan stok dapat dilakukan dengan Paper.id. Jeremy Limman, CEO dan Co-Founder Paper.id menuturkan, sejak pandemi pihaknya justru mengalami pertumbuhan yang agresif. Saat ini saja pengguna Paper.id hampir mencapai angka 250.000 pengguna. "Awal tahun lalu itu 80.000 user, kemudian di akhir tahun 2020 menjadi 200.000 user dan posisi saat ini hampir 250.000. Kita tetep growing malah, karena lebih dibutuhkan solusi digital seperti yang ditawarkan Paper.id saat pandemi," ungkap Jeremy kepada KONTAN.
Baca Juga: BEI: Regulasi perusahaan investasi SPAC bakal disesuaikan dengan pasar domestik Mayoritas pengguna Paper.id ialah pelaku usaha jual beli, consumer goods, online seller, F&B hingga usaha jasa seperti fotografi, wisata, pedagang online di marketplace ataupun sosial media dan lainnya. "Mayoritas 40% itu adalah consumer goods user kita," imbuhnya. Jeremy menjelaskan, Paper.id memberikan kemudahan penggunaan dalam pengelolaan bisnisnya mulai dari arus kas hingga invoice. Untuk layanan invoice atau penagihan Jeremy menyebut, secara kumulatif Paper.id sudah membantu user dalam menerbitkan lebih dari 2 juta dokumen penagihan. "Dari segi nominal udah lebih dari hampir Rp 15 triliun kumulatif ya, ini data per akhir Februari 2021. Dalam sebulan aja sekarang udah handle rata-rata tiga bulan terakhir hampir Rp 2 triliun tagihan," ujarnya. Paper.id juga memfasilitasi bagi pengguna untuk mendapatkan modal usaha guna mengembangkan bisnis mereka. Paper.id bekerjasama dengan lembaga jasa keuangan menjadi agregator dalam pembiayaan bagi penggunanya. "Total modal yang udah disalurin itu ada selama tahun lalu hampir Rp 100 miliar. Layanan ini sebelum pandemi belum agresif banget sebenarnya. Yang sudah manfaatkan layanan permodalan ini belum 100% user kita tapi udah lumayan besar," jelas Jeremy. Pengguna yang ingin menggunakan layanan Paper.id dapat memilih jenis paket mulai dari paket gratis atau paket freemium dan paket berbayar mulai dari Rp 80.000 perbulan. Paper.id juga sudah dapat digunakan di Android. Tak hanya itu, Paper.id juga mengalami pertumbuhan pendapatan yang apik di tengah pandemi. Tahun lalu Jeremy menyebut perusahaan yang sudah meluncur sejak 2016 ini, mencapai pertumbuhan revenue 7 kali lipat dibanding sebelum pandemi. "Tahun ini target kita harapannya pengguna bisa dua kali lipat ya 500.000. Untuk pendapatan tentunya harapan bisa 7 kali lipat lagi," kata Jeremy. Baca Juga: Lewat Duitin, limbah sampah bisa menjadi duit