Papua & Maluku sumbang produksi gas nasional 26,2%



JAKARTA. Produksi gas dari Wilayah Papua dan Maluku pada tahun 2013 mencapai 2.323 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau menyumbang sebesar 26,2% dari total produksi gas nasional. Sementara produksi minyak tercatat sebesar 16.408 barel minyak per hari (BOPD) atau 1,9% dari total produksi minyak nasional. Produksi gas dan minyak dari wilayah ini disumbangkan oleh BP Indonesia dari Lapangan Tangguh, Petrochina International (Bermuda), JOB Pertamina-Petrochina Salawati, Pertamina EP Field Papua, Kalrez, dan Citic Seram.Saat ini terdapat 46 Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) dan Joint Operating Body (JOB) di wilayah Papua dan Maluku. Dari jumlah tersebut, enam KKKS dan JOB dalam tahap produksi, 39 KKKS Eksplorasi, dan satu KKKS dalam fase pengembangan (sudah disetujui rencana pengembangan /POD tapi belum berproduksi)."Dari sisi poduksi, kami melihat bahwa kontribusi produksi gas dari wilayah Timur Indonesia sangat besar terhadap upaya peningkatan produksi gas nasional . Sementara dari sisi eksplorasi, dapat dilihat bahwa banyak sekali KKKS eksporasi yang ada di wilayah ini sehingga Papua dan Maluku ini layak disebut masa depan gas Indonesia. Diharapkan kedepan produksi gas dan minyak dari wilayah akan terus meningkat," ujar Enrico CP. Ngantung, Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wilayah Papua dan Maluku dalam rilis di situs Kementerian ESDM, Kamis (19/12).Bupati Sorong Stepanus Malak menegaskan, Pemerintah Daerah khususnya Kabupaten Sorong mendukung penuh kegiatan usaha hulu migas dan akan terus mempercepat proses perizinan untuk investor di wilayah tersebut. "Izin untuk investor khususnya hulu migas telah kami layani dengan sangat cepat sekali, dimana saja saya bisa diminta tandatangan untuk penerbitan izin tanpa biaya. Kami sadari bahwa untuk kesinambungan produksi minyak dan gas dibutuhkan eksplorasi dan pengeboran karena itu kami juga ingin KKKS memperbanyak pengeboran dan kami akan memudahkan izin untuk kegiatan tersebut," tegasnya.Enrico menjelaskan wilayah Timur Indonesia merupakan masa depan gas di Indonesia. Kegiatan eksplorasi saat ini semakin marak dilakukan di wilayah Indonesia Timur. “Beberapa KKKS memang belum berhasil menemukan cadangan minyak maupun gas yang ekonomis untuk dikembangkan namun kita bersyukur KKKS Genting Oil berhasil menemukan cadangan gas  yang cukup besar dan Petrochina juga menemukan cadangan hidrokarbon yang prospektif. Hal tersebut menumbuhkan semangat KKKS lain untuk terus melanjutkan kegiatan eksplorasi dan mencari cadangan gas baru lainnya," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Azis Husaini