Para Ahli Ini Sebut Elon Musk dan X adalah Pusat Misinformasi Pemilu AS



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Klaim palsu atau menyesatkan oleh miliarder Elon Musk tentang pemilu Amerika Serikat (AS) telah mengumpulkan 2 miliar penayangan di platform media sosial X tahun ini. Demikian sebuah laporan kelompok nirlaba Center for Countering Digital Hate.

Platform X juga memainkan peran utama dalam memungkinkan penyebaran informasi palsu tentang negara-negara bagian yang jadi medan pertempuran penting dan kemungkinan akan menentukan hasil pemilihan presiden, kata para ahli pemilu dan misinformasi pada Senin (4/11), seperti dikutip Reuters.

X tidak segera menanggapi permintaan komentar soal ini.


Sejak mengambil alih perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, Musk telah membatasi moderasi konten dan memberhentikan ribuan karyawan. Ia telah memberikan dukungannya kepada mantan Presiden Donald Trump, yang terkunci dalam persaingan yang sangat ketat melawan kandidat Partai Demokrat Kamala Harris.

Baca Juga: Pemilu AS 2024: Ini Rencana Kebijakan Harris dan Trump Terkait Isu-Isu Utama

Jangkauan besar Musk dengan hampir 203 juta pengikut membantu memungkinkan "efek jaringan" karena konten di X dapat berpindah ke media sosial dan platform pengiriman pesan lain seperti Reddit dan Telegram. "X adalah penghubung dari satu platform ke platform lainnya," kata Kathleen Carley, seorang profesor ilmu komputer di Universitas Carnegie Mellon dan pakar disinformasi seperti dilansir Reuters.

Setidaknya 87 unggahan Musk tahun ini telah mempromosikan klaim tentang pemilu AS yang dinilai oleh pemeriksa fakta sebagai salah atau menyesatkan. Unggahan menyesatkan Musk itu mengumpulkan 2 miliar penayangan, menurut laporan Pusat Penanggulangan Kebencian Digital.

"Di Pennsylvania, salah satu dari tujuh negara bagian yang menjadi penentu, beberapa pengguna X telah memanfaatkan contoh badan pemilu setempat yang menandai formulir pendaftaran pemilih yang tidak lengkap tidak akan diproses, secara keliru menggambarkan peristiwa tersebut sebagai contoh campur tangan pemilu," kata Philip Hensley-Robin, direktur eksekutif Pennsylvania di Common Cause, selama jumpa pers pada hari Senin.

Common Cause adalah organisasi nonpartisan yang mempromosikan pemerintahan yang bertanggung jawab dan hak suara.

Baca Juga: Kapan Kita Bisa Mengetahui Hasil Pemilu AS?

Beberapa akun X menyiratkan bahwa terjadi kecurangan pemilih. "Padahal sebenarnya, kami tahu dengan sangat jelas bahwa pejabat pemilu dan badan pemilu di semua daerah kami mematuhi aturan dan ... oleh karena itu hanya pemilih yang memenuhi syarat yang memberikan suara," kata Hensley-Robin.

Cyabra, sebuah firma yang menggunakan AI untuk mendeteksi disinformasi daring, menyatakan pada Senin (4/11), bahwa akun X dengan 117.000 pengikut memainkan peran penting dalam membantu menyebarkan video palsu yang dimaksudkan untuk menunjukkan surat suara Pennsylvania untuk Trump dihancurkan.

Selanjutnya: KAI Logistik Raih Penghargaan Best BUMN Awards 2024, Optimalkan Rantai Pasok Nasional

Menarik Dibaca: 6 Tips Aman Kopdar Kencan Pertama dari Aplikasi Kencan, Pilih Tempat Ramai

Editor: Khomarul Hidayat