Para analis ini rekomendasikan beli saham BBNI, berikut ulasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) di tahun 2020 mengalami penurunan laba bersih hingga 78,68% secara yoy menjadi Rp 3.280 triliun. Menurut BBNI, penurunan ini dikarenakan oleh pandemi yang mana perbankan terkena imbasnya.

Menurut Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama, turunnya kualitas kredit memberikan peluang pada naiknya rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).

“Di tahun 2020 kenaikan provisi sebesar 155,6% secara year-on-year (yoy) yang berdampak pada turunnya net profit margin (NPM) BBNI di tahun 2020,” ujar Okie.

Baca Juga: Berdayakan pelaku UKM mitra, BNI dan Semen Indonesia kembangkan solusi digital

Di periode yang sama, kredit BBNI mengalami pertumbuhan sebanyak 5,3% secara yoy menjadi Rp 586,2 triliun. Hal ini didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi non BUMN yang tumbuh 10,3% secara yoy dan kredit kecil yang tumbuh sebesar 12,3% secara yoy.

Di sisi lain, BBNI juga mengalami kenaikan dari kredit perumahan rakyat (KPR) sebesar 2,5% secara yoy dan kredit korporasi BUMN yang 4,3% secara yoy. Akan tetapi, kredit menengah dan kartu kredit mengalami penurunan masing-masing sebanyak 7,6% secara yoy dan 9,4% secara yoy.

Secara kinerja di tahun 2020, BBNI mengalami tekanan yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19, hingga akhirnya mencatatkan penurunan laba sebelum provisi dan pajak (PPOP) sebanyak 1,78%, menjadi Rp 27,8 triliun.

Okie juga memperkirakan bahwa tekanan pada pertumbuhan kredit masih berpotensi terjadi pada kuartal I dan II di tahun 2021. Akan tetapi, untuk di kuartal III dan IV ia optimis akan terjadi pemulihan.

 
BBNI Chart by TradingView

Editor: Yudho Winarto