JAKARTA. Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali tertekan hari ini. Analis Valbury Asia Securities David Cornelis menilai, tertekannya indeks lebih disebabkan karena aksi profit taking yang dilakukan para pelaku pasar saat indeks mulai mengalami kenaikan dalam dua hari terakhir. David mengungkapkan, sebenarnya sinyal melemah IHSG sudah muncul sejak kemarin (21/10). Pada penutupan perdagangan kemarin, bursa ditutup di level 1.440,14 atau hanya menguat 14 poin dibandingkan penutupan hari sebelumnya. "Selain itu, bursa global dan regional juga melemah hari ini," kata David. Menurutnya, aksi buyback hanya akan mengurangi atau menahan akselerasi penurunan IHSG lebih lanjut, namun belum sanggup untuk mengubah keadaan. “Sehingga yang terjadi di market adalah permainan cepat atau hit and run,” jelasnya.Sementara itu, pengamat pasar modal, Gifar Indra sakti menilai, turunnya indeks hingga siang tadi lebih disebabkan karena belum pastinya kondisi bursa regional. Turunnya harga minyak hingga menyentuh level terendahnya siang ini di posisi US$ 69,46 per dolar juga ikut mempengaruhi harga komoditas lainnya. "Saham-saham sektor komoditi kembali tertekan," kata Gifar.Gifar juga bilang, aksi bailout tahap dua pemerintah Amerika Serikat seharusnya bisa membuat indeks Dow Jones menguat. Tapi kenyataannya, investor di sana masih belum optimistis dengan tindakan yang dilakukan pemerintahnya sendiri. "Akibatnya Dow Jones masih terkoreksi," jelas Gifar. Adanya faktor-faktor tersebut, menurut Gifar, membuat indeks hari ini masih akan tertekan dan ditutup di level support 1.399 dan resistan di posisi 1.442.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie