JAKARTA. Kenaikan royalti PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) berefek buruk ke saham emiten semen ini. Pasca pengumuman royalti baru, Jumat (28/12) harga saham SMCB langsung anjlok. Kemarin, harga saham SMCB turun 6,03% ke Rp 2.725 per saham. Sejak Jumat, harga saham SMCB sudah jatuh 21,58%. Induk usaha SMCB, Holcim Technology Ltd membuat perjanjian baru dengan manajemen SMCB pada 26 Desember 2012. Isinya, pertama, pemberian lisensi dari perusahaan afiliasinya asal Swiss kepada Holcim Indonesia. Kedua, kenaikan nilai royalti yang harus dibayar Holcim Indonesia dari 0,7% menjadi 4% pada 2013 dan 5% pada tahun-tahun berikutnya. Royalti tersebut dikenakan dari pendapatan bersih perusahaan. Perjanjian baru ini, menurut analis Samuel Sekuritas, Adrianus Bias Prasuryo, membuat proyeksi rasio antar laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) SMCB turun 15% di 2013. Sebelumnya, Andrianus bilang, EBIT SMCB di 2013 bisa turun dari proyeksi semula Rp 2,1 triliun menjadi Rp 1,8 triliun. Begitu pula dengan proyeksi EBIT 2014 melorot 18% dari Rp 2,6 triliun menjadi Rp 2,2 triliun.
Para analis menurunkan target saham SMCB
JAKARTA. Kenaikan royalti PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) berefek buruk ke saham emiten semen ini. Pasca pengumuman royalti baru, Jumat (28/12) harga saham SMCB langsung anjlok. Kemarin, harga saham SMCB turun 6,03% ke Rp 2.725 per saham. Sejak Jumat, harga saham SMCB sudah jatuh 21,58%. Induk usaha SMCB, Holcim Technology Ltd membuat perjanjian baru dengan manajemen SMCB pada 26 Desember 2012. Isinya, pertama, pemberian lisensi dari perusahaan afiliasinya asal Swiss kepada Holcim Indonesia. Kedua, kenaikan nilai royalti yang harus dibayar Holcim Indonesia dari 0,7% menjadi 4% pada 2013 dan 5% pada tahun-tahun berikutnya. Royalti tersebut dikenakan dari pendapatan bersih perusahaan. Perjanjian baru ini, menurut analis Samuel Sekuritas, Adrianus Bias Prasuryo, membuat proyeksi rasio antar laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) SMCB turun 15% di 2013. Sebelumnya, Andrianus bilang, EBIT SMCB di 2013 bisa turun dari proyeksi semula Rp 2,1 triliun menjadi Rp 1,8 triliun. Begitu pula dengan proyeksi EBIT 2014 melorot 18% dari Rp 2,6 triliun menjadi Rp 2,2 triliun.