KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT
Sarimelati Kencana Tbk (
PZZA), emiten pemegang merek Pizza pada awal Desember 2023 menghadirkan 21 resto berkonsep baru, bernama Ristorante. Menyasar generasi Z dan milenial, Ristorante bisa dijadikan tempat bersantai dan berkumpul. Gerai baru itu diluncurkan secara serentak di berbagai wilayah . Hadirnya konsep baru Pizz Hut sebagai langkah untuk memperbaiki dan menghadapi tantangan kinerja. Terlebih mencuatnya serua aksi boikot terhadap produk-produk yang dinilai berafilasi dengan Israel. Direktur Utama Kiwoom Sekuritas Indonesia Chang-kun Shin melihat bahwa pengubahan konsep tersebut belum bisa menggerakan harga saham PZZA. Menurut dia, kinerja PZZA yang
belum menunjukan perbaikan signifikan, masih menjadi pemberat kinerja sahamnya.
Baca Juga: Imbas Seruan Boikot, Saham Pizza Hut (PZZA) Masih Dalam Tren Turun Untuk itu, Shin mengatakan, belum merekomendasikan sahamnya PZZA yang masih cenderung volatile dan secara likuiditas di pasar masih kurang menarik. "Maka kami menyarankan kepada para investor untuk
wait and see terlebih dahulu," ujar Shin kepada Kontan.co.id, Selasa (19/12). Sementara itu, Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan, adanya konsep baru tersebut memang supaya bisa mendongkrak kinerja, mengingat laju operasional dari konsep Pizza Hut yang sebelumnya lumayan tersenda. "Kalau dilihat hingga kuartal III kinerja PZZA masih cukup berat,
bottom line masih negatif," ujar Pandhu saat dihubungi Kontan.co.id.
Dengan adanya kondisi itu, menurut dia membuat sebagian besar investor akan cenderung
wait and see. Untuk itu, Pandhu mengatakan, para investor tidak perlu buru-buru mengkoleksi sahamnya.
Baca Juga: Aksi Boikot Produk Pro-Israel Meluas, Pelaku Bisnis Waswas "Nanti jika perbaikan kinerja mulai terlihat dan bisa menunjukkan pertumbuhan yang konsisten, mungkin baru akan kembali menarik di mata para investor," kata Pandhu. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksono menyebutkan, untuk pergerakan PZZA saat ini sedang berada di fase
sideway dalam jangka pendek dengan area
support di 366 dan resist di 376. Adapun sisi volume pun belum begitu besar dan masih cenderung volatile. "Apabila melihat dari indikator, MACD dan Stochastic belum menunjukkan tanda penguatan, dimana keduanya masih berada di area negatif," ujar Herditya.
Baca Juga: Sarimelati Kencana (PZZA) Menambah Gerai di Indonesia Timur Sebagai informasi, pemboikotan produk menguat seiring serangan Israel yang terjadi di Palestina sejak dua bulan belakangan. Merespon hal tersebut, masyarakat dunia, termasuk Indonesia menyerukan boikot terhadap produk-produk yang mendukung Israel. Sementara itu, sebelum Pizza Hut menjadi sasaran boikot produk Israel, mencatat rugi bersih tahun berjalan hingga kuartal III tahun 2023 sebesar Rp 38,95 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto