KONTAN.CO.ID - Para astronom memprediksi supernova akan kembali terjadi tahun 2037. Ini merupakan peristiwa di mana bintang-bintang tampak bersiap meledak menjadi
supernova yang dijuluki
Supernova Requiem. Belum lama ini para astronom mengungkapkan prediksi terbarunya terkait peristiwa yang disebut sebagai
Supernova Requiem. Sebelum membahas lebih jauh terkait
supernova, dalam sebuah studi astronomi, banyak hal yang terjadi di langit sulit untuk diprediksi. Meskipun demikian, beberapa peristiwa, seperti hujan meteor tahunan dan gerhana dapat diprediksi. Tetapi, memprediksi peristiwa seperti
supernova merupakan bukan hal yang mudah untuk para astronom.
Mengutip dari
Slashgear, terlepas dari kesulitan tersebut, para astronom akhirnya mengungkapkan prediksi tentang ledakan bintang yang disebut
Supernova Requiem ini. Bila prediksi tersebut benar, para astronom percaya cahaya dari ledakan
supernova akan terlihat oleh teleskop di Bumi sekitar tahun 2037. Masih cukup lama, bukan? Gabe Brammer, seorang astronom di Universitas Kopenhagen di Denmark, menemukan
supernova secara tidak sengaja saat mencari galaksi jauh yang tidak deketahui. Mengutip dari
Space, ini masih dalam program penelitian yang sedang berlangsung, yang mereka sebut dengan
REsolved QUIEscent Magnified Galaxies (REQUIEM). Dari situlah penggunaan nama
Supernova Requiem berasal.
Baca Juga: Kapan matahari kita akan mati? Ini prediksi ilmuwan Dalam sebuah citra yang diambil teleskop luar angkassa Hubble, peristiwa
supernova sempat terjadi tahun 2016 lalu. Sebuah titik yang dilingkari menandakan ledakan
supernova, tiga tahun setelahnya (2019), titik tersebut hilang. Peristiwa
supernova tersebut berada di belakang gugus galaksi raksasa yang disebut MACS J0138. Gugus galaksi masif ini memiliki gravitasi yang cukup untuk membelokkan dan memperbesar cahaya dari
supernova, terletak di galaksi jauh di belakang gugus. Para ilmuwan percaya bahwa mereka butuh sekitar empat miliar tahun di mana cahaya mencapai Bumi. Para astronom juga memprediksi bahwa cahaya
supernova akan kembali berdasarkan model komputer
cluster. Digambarkan bahwa jalur yang berbeda cahaya dari ledakan besar mengambil melalui materi gelap di
cluster. Para astronom juga mencatat bahwa citra yang tertangkap pada tahun 2016 mengambil rute yang berbeda melalui cluster, tiba di Bumi pada waktu yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan panjang jalur cahaya yang diikuti oleh cahaya
supernova. Mengutip dari
Space, Rodney, Brammer, dan astronom Johan Richard dari Universitas Lyon di Prancis, bekerja sama untuk menganilisis lebih lanjut terkait peristiwa trsebut. Para astronom percaya cahaya dari
supernova akan muncul lagi setelah tahun 2037, yakni pada tahun 2042. Tetapi ada sedikit perbedaan, di mana cahayanya akan terlihat sangat redup, sehingga tidak akan terlihat.