Para Group bidik TV digital dan hotel



JAKARTA. Cakupan bisnis Para Group semakin meluas. Kali ini, Para Group akan memperkuat bisnis sektor hiburan dengan menekuni bisnis TV digital dan perhotelan.

Chairul Tanjung, CEO Para Group, mengatakan, ia melakoni ekspansi bisnis tersebut karena melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik. Ia memutuskan mengambil langkah strategis guna meningkatkan pundi pendapatan Para Group. "Target utama kami ingin menjadi raja media dan hiburan," tutur Chairul, Senin (14/3).

Dalam ekspansi ke bisnis TV Digital, Para Group membangun studio TV di lahan seluas 100 hektare. Untuk pengelolaan TV digital itu, Para Group memberi kepercayaan kepada Trans Corp yang sukses mengembangkan bisnis Trans TV dan Trans7. Dengan demikian, proyek TV Digital tersebut akan memperkuat PT Trans Media Corpora (Trans Corp).


Soal dana, Para Group tidak khawatir. Soalnya, perusahaan ini sudah mengantongi fasilitas sindikasi kredit senilai US$ 450 juta dari 9 bank asing. "Kami pilih 9 bank itu karena bunga yang lebih menarik," ungkap Chairul.

Adapun beberapa bank yang mengalirkan kredit itu adalah JP Morgan, Credit Suisse, Citibank, HSBC Group, Standard Chartered dan Royal Bank of Scotland (RBS).

Entah kenapa, Chairul yang akrab dipanggil CT itu belum mau buka mulut soal nilai investasi studio. Ia cuma mengatakan, unit bisnis baru itu akan memperkuat bisnis Trans TV dan juga Trans 7. Ia mengklaim, kedua televisi itu sudah menguasai pangsa pasar 50%. "Dengan tambahan satu studio TV digital, berarti memperkuat dominasi kami di media televisi," klaim CT.

Untuk proyek tersebut, Group akan segera melakukan pembebasan lahan, tahun ini juga. Dengan demikian, tahun depan proses pembangunan bisa dimulai. Para Group mematok target, studio baru tersebut akan beroperasi tahun 2013 mendatang. Luas studio baru itu bakal lebih luas daripada studio Trans TV dan Trans 7 saat ini.

Walaupun belum dibangun, CT sudah menyematkan nama pada studio tersebut. Studio yang akan menjalankan bisnis TV digital itu dia beri nama Trans City. "Tapi, seperti apa konsep televisi itu? kami belum bisa sebut," ujar CT.

Terjun ke perhotelan

Bermodalkan kredit dari 9 bank itu juga, Para Group akan membangun 20 taman hiburan Theme Park Studio hingga 20 tahun mendatang. Theme Park Studiokedua di Bandung rencananya akan diresmikan di Juni 2011. Proyek yang menelan investasi Rp 2 triliun itu bakal menjadi permulaan Para Group terjun ke bisnis taman hiburan di Jawa. "Investasi satu Theme Park beraneka ragam ada yang Rp 1 triliun tiap studio," kata CT.

Para Group juga ekspansi ke bisnis perhotelan. Melalui Trans Properti, Para Group berniat membangun hotel bintang 3 dengan nama Trans Hotel. Untuk mengelola bisnis itu, CT mengklaim sudah kerjasama dengan jaringan hotel Ibis. Chairul mendambakan, lokasi hotel itu berada satu komplek dengan taman hiburan Theme Park. "Target kami, dari 20 lokasi taman hiburan Theme Park, berdiri dua hotel ini," tutur Chairul.

Sementara itu, bisnis Para Group di sektor ritel yakni Carrefour Indonesia juga berbenah. Saat ini, Carrefour sudah memiliki 81 gerai. Tahun lalu, Carrefour sudah menambah 8 gerai baru. Tahun ini, Carrefour akan fokus menambah jenis ritel setingkat supermarket, yaitu Carrefour Ekspress dan Carrefour Market.

"Saat ini kami baru memiliki saham 40% di Carrefour, kami belum puas kalau tidak menguasai saham Carrefour 100%," tutur Chairul menceritakan rencana bisnis Para Group.

Rencana ekspansi Para Group ke perhotelan mendapat tanggapan dari Yanti Sukamdani, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI). Menurut Yanti, proyek hotel Para Group itu harus menghindari daerah yang sudah oversupply seperti Bali. "Hotel di Bali sudah penuh sesak," kata Yanti.

Untuk itu, Ia berharap agar rencana pembangunan hotel oleh Para Group itu bisa bekerjasama dengan PHRI. "Biar kami bisa memberikan rekomendasi," kata Yanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini