Para Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20 Soroti Soal Risiko dan Manfaat Aset Kripto



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 kini tengah menghadiri pertemuan di Washington, Amerika Serikat (AS). Memasuki sesi kedua, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, beberapa hal penting yang akan dbahas bersama.

Perry menyebut, salah satu yang akan dibahas adalah terkait aset kripto dan cyber coin. Perry mengaku, adanya kebutuhan pandangan maupun masukan dari pentolan fiskal dan moneter negara-negara anggota dalam perkembangan aset kripto dan uang digital ini.

Pembicaraan ini juga merupakan bekal saat konferensi tingkat tinggi (KTT), yang akan dilaksanakan pada 15 November 2022 hingga 16 November 2022 di Bali.


Baca Juga: Sri Mulyani: 600 Juta Orang Bisa Menderita Akibat Ancaman Perubahan Iklim

“Negara-negara G20 setuju, aset kripto dan uang digital butuh regulasi dan supervisi. Ini juga melihat masa depan dan manfaat keduanya terhadap kondisi keuangan,” tutur Perry saat pembacaan Welcoming Remarks Day 2 pertemuan ini, Kamis (13/10) waktu setempat.

Perry menyebut, Dewan Stabilitas Keuangan atau Financial Stability Board (FSB) bahkan sudah mengumpulkan laporan terkait aset kripto dan cyber coin yang bisa menjadi bahan pembahasan kali ini.

Pertama, terkait aset kripto. FSB telah memerinci berbagai perkembangan pasar kripto dan aktivitas perdagangannya. Termasuk, FSB telah menyusun rekomendasi untuk regulasi, supervisi, dan juga rincian manfaatnya ke stabilitas ekonomi ke depan.

Kedua, terkait cyber coin. FSB juga mengumpulkan data terkait potensi kesenjangan terkait cyber coin yang bisa diatasi dengan kerangka kerja yang ada dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan perkembangan regulasi.

Dengan laporan yang telah disusun oleh FSB ini, Perry meminta para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 untuk memberikan pandangan dan masukan. Menurutnya, ini akan sangat penting untuk perkembangan keuangan global ke depan.

“Kami memohon pandangan untuk melihat pentingnya implementasi regulasi aset kripto dan cyber coin. Jadi, prinsipnya nanti ada pandangan risiko yang sama, regulasi yang sama. Ini akan sangat substansial untuk mengamankan stabilitas keuangan global,” tandas Perry.

Baca Juga: Kemenkes Pastikan Kesiapan Protokol Kesehatan dalam Rangkaian KTT G20

Lebih lanjut, selain membahas mengenai aset kripto dan cyber coin, para menteri keuangan dan gubernur bank sentrla juga akan membahas topik-topik lain.

Seperti, iklim terkait risiko finansial, cross border payment, exist strategy untuk mendorong pemulihan akibat luka memar dari Covid-19 di sektor keuangan, kerentanan di inklusi finansial, serta kesenjangan data. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto