KONTAN.CO.ID - MANILA. Para menteri luar negeri blok regional Asia Tenggara atau ASEAN pada hari Sabtu (30/12/2023) menyatakan keprihatinan mereka atas meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan. Mereka menilai, ketegangan di wilayah ini dapat mengancam perdamaian regional dan mendesak dilakukannya dialog damai antar pihak. “Kami prihatin dengan perkembangan terkini di Laut China Selatan yang dapat merusak perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan,” kata para diplomat utama blok tersebut dalam sebuah pernyataan seperti yang dilansir
Reuters.
Pernyataan itu muncul ketika China dan Filipina saling tuding dalam beberapa bulan terakhir atas serangkaian pertikaian maritim dan ketika Manila menyebutkan perlunya mengubah pendekatannya karena upaya diplomatik menuju ke “arah yang buruk”. China menggambarkan tuduhan tersebut sebagai kebohongan belaka dan mengatakan pihaknya tidak akan menutup mata terhadap "provokasi dan pelecehan" yang berulang kali dilakukan oleh Filipina.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Vietnam Melambat di 2023, Turun ke 5,05% Para menteri luar negeri ASEAN juga menegaskan kembali perlunya menahan diri dalam melakukan aktivitas yang dapat memperumit atau meningkatkan perselisihan. “Kami menegaskan kembali pentingnya dialog damai yang memberikan kontribusi konstruktif terhadap peningkatan stabilitas regional dan kerja sama di bidang maritim,” jelas pernyataan bersama Menteri Luar Negeri ASEAN. ASEAN dan China telah berupaya untuk menciptakan kode etik di Laut China Selatan, sebuah rencana yang sudah ada sejak tahun 2002. Namun kemajuannya berjalan lambat meskipun ada komitmen dari semua pihak untuk memajukan dan mempercepat proses tersebut.
Pembicaraan mengenai komponen-komponen kode etik ini belum dimulai di tengah kekhawatiran atas kesediaan China untuk berkomitmen terhadap serangkaian aturan yang mengikat dan konsisten dengan hukum internasional.
Baca Juga: China Tak Akan Tutup Mata Atas Provokasi Filipina China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan melalui sembilan garis putus-putus yang berputar sejauh 1.500 km (900 mil) selatan daratannya, memotong zona ekonomi eksklusif Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. China pada hari Jumat menunjuk mantan kepala angkatan laut Dong Jun sebagai menteri pertahanan baru. Dia sebelumnya menjabat sebagai wakil komandan di sebuah komando yang beroperasi di Laut China Selatan.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie