Para pelaku pasar masih wait and see, penguatan rupiah akan lebih terbatas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah diperkirakan akan kembali melanjutkan penguatan terhadap dollar Amerika Serikat pada perdagangan Rabu (20/3). Namun, penguatan rupiah akan cenderung terbatas mengingat para pelaku pasar masih wait and see menunggu hasil FOMC meeting dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menyampaikan, akibat aksi wait and see para pelaku pasar, rupiah kemungkinan akan bergerak dalam rentang yang sempit.

Walau terbatas, potensi penguatan rupiah akan sulit dibendung karena The Federal Reserves diprediksi akan bersikap dovish saat FOMC meeting nanti. “Bukan tidak mungkin The Fed akan benar-benar mengumumkan bahwa kenaikan suku bunga acuan di tahun ini maksimal hanya satu kali,” ungkapnya.

Sikap dovish tersebut diyakini akan berdampak terhadap kelangsungan RDG BI yang berakhir Kamis mendatang. Alhasil, BI juga dipercaya tidak akan mengubah tingkat suku bunga acuan.

Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang semakin rendah mendorong sebagian besar investor global untuk menjual dollar AS dan berburu aset-aset di negara emerging market. Maka dari itu, rupiah juga mendapat angin segar lantaran arus modal asing yang masuk ke pasar saham dan obligasi masih terus terjadi.

“Salah satu bukti derasnya capital inflow di Indonesia terlihat dari hasil lelang sukuk yang cukup ramai di hari ini,” terang Reny.

Dikutip dari Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, lelang sukuk negara hari ini memperoleh penawaran masuk sebesar Rp 29,69 triliun. Dari situ, pemerintah menyerap dana senilai Rp 8,98 triliun.

Prediksi Reny, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.185—Rp 14.235 per dollar AS pada perdagangan besok.

Sebagai informasi, kurs rupiah ditutup menguat tipis 0,05% di pasar spot ke level Rp 14.233 per dollar AS pada Selasa (19/3). Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga ikut menguat 0,09% ke level Rp 14.228 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi