KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Optimisme para pelaku industri properti mulai bangkit setelah pemilihan umum (Pemilu) usai tanggal 17 April lalu. Kepercayaan diri investor bahwa ekonomi Indonesia akan cenderung stabil dan tumbuh positif makin meningkat. Optimisme itu dirasakan PT Setiawan Dwi Tunggal (SouthCity), pengembang yang membangun proyek superblock SouthCity di Pondok Cabe. Perusahaan optimis akan adanya pertumbuhan penjualan pasca Pilpres. Direktur SouthCity, Peony Tang mengatakan, meski sempat mengalami pelambatan di tahun lalu, akibat aksi wait and see dari para investor, kini investor mulai berani untuk mengambil langkah investasi. “Apalagi dengan komitmen pemerintah untuk meneruskan program infrastruktur yang sudah dan akan berjalan, optimisme itu kian menguat,” katanya dalam keterangan resminya yang dikutip Kamis (23/5).
Peony berujar, selain investor propert kelas kakap, generasi milenial pun kini memiliki kecenderungan untuk mulai berinvestasi properti. Kecenderungan tersebut terutama karena sudah banyak kemudahan yang diberikan oleh pengembang sehingga meski dengan budget terbatas, generasi milenial tetap mampu memiliki properti. Hal ini tentu meningkatkan gairah industri propertyli untuk memasarkan proyeknya pasca pilpres. Peony yakin, di tahun ini, pihaknya mampu memasarkan hingga 80% unit apartemen The Parc yang terintegrasi dengan proyek superblock SouthCity. Apalagi konsep yang diusung adalah apartemen coliving pertama di Indonesia. Senada dengan Peony, pakar property dari Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda menyebutkan bahwa pengembang mulai berani melakukan peluncuran proyek pasca pilpres setelah melihat kondisi ekonomi yang stabil dan tanpa gejolak.“Ini meningkatkkan optimism pengembang terhadap industry property setelah pemilu,” ujar dia. Menurut Ali, pilpres 2019 relatif berpengaruh terhadap pasar properti terutama untuk segmen menengah keatas. Kondisi ini masih akan menunggu hingga Oktober 2019. "Kami perkirakan pasca pilpres, pasar properti akan kembali bergerak,” ujarnya. Sementara itu,
Associate Director SouthCity, Stevie Faverius Jaya mengatakan kembali bergairahnya industri properti tak lepas dari siklus properti yang selalu terjadi. Tidak bisa dipungkiri bahwa pasar properti beberapa tahun belakangan mengalami kemerosotan. "Ini sebetulnya suatu siklus pasti nanti akan kembali lagi, memang ekonomi Indonesia terpengaruh dari sisi politik karena tahun ini tahun pemilu, saya yakin setelah pemilu, akan sangat banyak investor-investor antusias dan pergerakan aktivitas ekonomi pun kian membaik," ujarnya. Stevie optimis dengan konsep coliving yang menjadi daya tarik utama The Parc juga dapat menggugah minat para investor properti, termasuk para generasi milenial. Apalagi, dengan kemudahan-kemudahan pembayaran seperti Nabung DP dan cicilan sebesar Rp 99.000 per hari. “Investasi properti yang dahulu dianggap mahal sekarang menjadi lebih terjangkau, dengan kemudahan tersebut, ditambah kemudahan pembayaran kami optimistis, proyek ini akan laris manis,” ujar dia.
Sejak mulai dipasarkan Juni 2018 lalu, The Parc sudah terjual sekitar 30%-40% dari total 392 unit di tower pertama. Perusahaan menargetkan penjualan tahun ini bisa mencapai 80% sehingga selanjutnya bisa mulai memasarkan tower kedua. The Parc Apartemen terdiri dari 3 tower setinggi 13 lantai yang dibangun di lahan seluas 1,5 hektare (ha). Total kapasitasnya mencapai 1.701 unit. Proyek ini dibangun dengan konsep coliving yang tercermin dari 70% area yang didekasikan sebagai fasilitas bersama, ruang rekreasi dan area hijau yang terintegrasi dengan area superblock SouthCity seluas 55 hektare. Tower pertama yang direncanakan mulai dibangun pada akhir tahun ini menyediakan 3 tipe, yakni Studio (22,55 m2), 1 Bedroom (30,06-36,66 m2) dan 2 Bedroom (45,10 m2). Saat ini, The Parc dibanderol dengan harga cash sebesar Rp 357 juta dicicil 24 kali. Konstruksi tower 1 ditargetkan akan selesai pada akhir tahun ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini