KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mencetak harga tertingginya selama beberapa bulan belakangan, awal Oktober lalu (US$ 62,30 per ton), laju batubara tersendat. Dalam jangka pendek dan menengah, para analis mensinyalir harga batubara tidak akan melambung tinggi lagi. Gara-garanya, China mengurangi impor batubara berkalori rendah, untuk membantu pebisnis lokal mereka. Di lain pihak, GlobalData memperkirakan produksi batubara tumbuh tipis, meski ada pandemi. Total produksi tahun ini diramal mencapai 8,17 juta ton, naik dari tahun lalu yang 8,13 juta ton. Penurunan di Amerika, diimbangi peningkatan produksi dari India, Indonesia, dan Rusia. Menjelang akhir kuartal IV, analis memprediksi ada kenaikan permintaan batubara karena musim dingin. Tahun depan, jika pandemi bisa dikendalikan dan ekonomi pulih, permintaan batubara akan mengerek harga.
Para Pengusaha Masih Menaruh Asa pada Bisnis Batubara
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mencetak harga tertingginya selama beberapa bulan belakangan, awal Oktober lalu (US$ 62,30 per ton), laju batubara tersendat. Dalam jangka pendek dan menengah, para analis mensinyalir harga batubara tidak akan melambung tinggi lagi. Gara-garanya, China mengurangi impor batubara berkalori rendah, untuk membantu pebisnis lokal mereka. Di lain pihak, GlobalData memperkirakan produksi batubara tumbuh tipis, meski ada pandemi. Total produksi tahun ini diramal mencapai 8,17 juta ton, naik dari tahun lalu yang 8,13 juta ton. Penurunan di Amerika, diimbangi peningkatan produksi dari India, Indonesia, dan Rusia. Menjelang akhir kuartal IV, analis memprediksi ada kenaikan permintaan batubara karena musim dingin. Tahun depan, jika pandemi bisa dikendalikan dan ekonomi pulih, permintaan batubara akan mengerek harga.