KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Paramount Enterprise International (PEI) akan berusia 17 tahun pada Desember 2023 mendatang. Beranjak dari usia remaja ke dewasa, perusahaan ini tengah mempersiapkan rencana jangka menengah panjang dalam pengembangan bisnis properti, hospitality, kesehatan dan kecantikan, serta energi. Perusahaan yang dirintis mendiang pengusaha Handiman Cokrosaputra ini akan mulai fokus mendorong peningkatan porsi pendapatan berulang alias recurring income dan juga gencar melakukan penambahan atau akuisisi lahan baru. Selama 17 tahun terakhir, PEI melalui lini bisnis propertinya, Paramount Land, hanya fokus mengonsumsi lahan dalam membangun proyek-proyek properti. Hal ini lantaran jumlah land bank yang dimilikinya masih luas.
Seperti diketahui, pendiri Paramount Land memang sejak dulu lebih dikenal sebagai raja tanah yang piawai melakukan akuisisi lahan, bukan developer. Itu sebabnya, Handiman menggandeng Summarecon mengembangkan Gading Serpong pada tahun 1993. Namun, mereka pecah kongsi ketika Summarecon berencana melakukan IPO dan kemudian berdirilah Paramount Development di tahun 2006. Presiden Direktur PEI, M. Nawawi mengatakan, meski lahan cadangan atau land bank masih luas, Paramount Land menyadari bisnis properti bisa bekelanjutan jika didukung dengan ketersediaan lahan yang besar. Oleh karena itu, Paramount akan mencoba menjaga posisi land bank mereka dengan mengakuisisi lahan baru sebanyak dengan lahan yang dijual. "Untuk menghasilkan penjualan Rp 5 triliun per tahun, kami mengkonsumsi lahan 15 ha selama ini. Nah, jumlah tersebut yang akan kita cari gantinya setiap tahun," kata Nawawi saat ditemui Kontan.co.id, belum lama ini. Untuk bisa menjalankan strategi bisnis baru tersebut, PEI berencana memperkuat struktur organisasinya dari yang saat ini masih tipis.
Baca Juga: Paramount Land Bangun Mall Semi Terbuka di Gading Serpong, Beroperasi Akhir 2024 Saat ini, Paramount Land tercatat masih memiliki ribuan hektare (ha) land bank di berbagai lokasi. Perusahana punya lahan yang sama sekali belum dikembangkan seluas 2.000 ha di kawasan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Lalu terdapat lahan 400 ha di Pekanbaru, 400 ha di Paramount Pertals, Gading Serpong 300 ha, dan Manado 20,8 ha. Dalam pengembangan bisnisnya, PEI juga akan mulai fokus memperbanyak proyek-proyek recurring income. Tahun 2022, pendapatan berulang perusahaan ini baru berkontribusi sekitar 20% terhadap total pendapatan grup. Nawawi tidak merinci total pendapatannya, namun dari penjualan properti mencapai Rp 5 triliun. Dalam lima tahun ke depan, kata dia, PEI menargetkan pendapatan berulang bisa menyumbang sekitar 40% terhadap total pendapatannya. Di kawasan Gading Serpong, Paramount Land hanya akan fokus mengembangkan proyek recurring income di landbank yang masih tersisa. Sedangkan untuk penjualan properti, Paramount Land menargetkan akan menjaga marketing sales Rp 5 triliun -Rp 6 triliun setiap tahunnnya dalam lima tahun ke depan. Untuk mencapai itu, perusahaan berencana untuk meluncurkan pengembangan
township baru setiap tahun. Untuk bisa bergerak lebih lincah, Paramount Land akan mulai menggandeng partner dalam mengembangkan lahan-lahan yang mereka punya. Selama 17 tahun terakhir, perusahaan ini hanya melakukan pengembangan sendiri bisnis propertinya. Tahun ini, Paramount Land menargetkan
marketing sales Rp 5,7 triliun. Per 27 September, realisasinya sudah mencapai Rp 4,4 triliun. Nawawi optimis target tersebut bisa dicapai sampai akhir tahun. Sementara untuk tahun 2024, Paramount Land menargetkan bisa mencatatkan
marketing sales Rp 500 miliar setiap bulannya sehingga sepanjang tahun bisa meraup Rp 6 triliun.
Punya 4 Lini Bisnis
PEI tercatat memiliki empat lini bisnis. Pertama, bisnis properti yang dikembangkan lewat Paramount Land. Ada tiga proyek besar yang dikembangkan Paramount yakni Kawasan Paramount Gading Serpong, Kota Mandiri Paramount Petals, dan kawasan real-estate Paramount Village semarang. Gading Serpong merupakan kota Mandiri dengan luas pengembangan lebih dari 1.000 hektare (ha). Kawasan ini sudah berkembang menjadi pusat ekonomi baru di luar Jakarta yang dilengkapi dengan beragam fasilitas komersial. Kedua, bisnis hotel dan hospitality yang dikelola lewat Parador Hotels & Resorts. Portofolionya sudah ada 10 yang terdiri dari 9 hotel dan satu apartemen. Diantaranya, Atria Hotel Gading Serpong, Atria Hotel Malang, Atria Hotel Magelang, Atria Residences Gading Serpong, Fame Hotel Gading Serpong, Fame Hotel Sunset Road Bali, Vega Hotel Gading Serpong, Starlet Hotel Serpong, Starlet Hotel BSD, dan Starlet Hotel Jakarta Airport. Ketiga, unit bisnis kesehatan dan kencantikan. Unit ini menaungi Rumah Sakit Bethsaida Gading Serpong, dua Klinik Bethsaida dan Seraphim Medical Center. "Saat ini, Rumah Sakit Bethsaida sedang dibangun di Serang dan akan beroperasi tahun depan. Selain itu, kami juga akan terus ekspansi ke tiga lokasi lagi ke depan yakni Manado, Jakarta, dan Paramount Petals," ungkap Nawawi.
Baca Juga: BSDE Catat Marketing Sales Rp 6,75 Triliun Keempat, ada unit energi. Unit ini fokus berinvestasi pada energi terbarukan dan sudah mengoperasikan pembangkit listrik minihidro berkapasitas 3 MW di Lubuk Sao di kota Padang, Sumatera Barat, sejak 2016. Saat ini, perusahan sedang membangun pembangkit listrik minihydro di Bengkulu dengan kapasitas 9,9 MW dan beroperasi akhir tahun 2023. Tahun depan, PEI berencana ekspansi membangun pembangkit minihydro di Sumatera Utara. Dalam mengembangkan keempat lini bisnisnya, PEI masih akan mengandalkan dana internal dan juga pinjaman perbankan. Nawawi mengatakan, pihaknya belum memiliki rencana untuk mencari pendanaan dengan melantai di bursa saham atau IPO. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dina Hutauruk