Paramount Fokus di Rumah, Alam Sutera di Apartemen



JAKARTA. Permintaan untuk rumah tapak di wilayah satelit Jakarta, semacam Tangerang, Bekasi, Serpong, dan Bogor, masih tinggi. Ervan Adi Nugroho, Presiden Direktur  PT Paramount Land, menuturkan, selama harganya masih terjangkau, rumah tapak akan dipilih konsumen ketimbang apartemen.

Dalam pengamatan Ervan, khusus di daerah Serpong, landed house masih menjadi favorit konsumen. "Serpong merupakan tempat favorit untuk membeli rumah tapak," kata dia, akhir pekan lalu. 

Nah, untuk tahun depan, pengembang ini bakal lebih fokus mengembangkan proyek perumahan. Maklumlah, Paramount Land masih memiliki tabungan lahan (land bank) di Serpong seluas 310 hektare. Cadangan lahan itu terletak di kawasan Gading Serpong yang merupakan lokasi proyek utama perusahaan ini.


Supaya rencana ekspansinya lancar, Paramount Land sudah menganggarkan belanja modal senilai Rp 1 triliun. Dana ini khusus dipakai untuk mengembangkan sejumlah proyek hunian anyar, dalam bentuk kluster, di kawasan Gading Serpong.

Pekan lalu, Paramount Land baru saja memulai pembangunan dua kluster perumahan di Gading Serpong, yaitu  Omaha Village dan Montana Village. Total unit rumah di kedua klaster tersebut mencapai 440 unit. Sebanyak 300 unit berada di proyek Omaha Village, dan 140 unit di Montana Village.

Pengembang lain di kawasan Serpong, yaitu PT Alam Sutera Tbk (ASRI), memilih strategi yang berbeda, yaitu mengembangkan apartemen. Menurut Hendra Kurniawan, Sekretaris Perusahaan Alam Sutera, perusahaan properti itu akan mengembangkan perumahan bukan di Serpong, melainkan di Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.

Menurut Hendra, fokus perhatian ASRI di apartemen bukan berarti proyek perumahan di kawasan Alam Sutera, Serpong, terhenti. "Membangun proyek tidak cuma mencari untung. Kami juga punya masterplan, jadi kami mengikuti masterplan kami untuk pembangunan proyek," ujar Hendra ke KONTAN.

Alam Sutera masih punya cadangan lahan di wilayah Serpong sekitar 200 hektare. Seluruh lahan yang tersisa di Serpong dikembangkan Alam Sutera menjadi gedung jangkung atau high rise building

Proyek apartemen dinilai Alam Sutera sama menguntungkannya dengan rumah tapak, yang punya banderol harga lebih tinggi. "Harga rumah tapak yang tinggi membuat sebagian pembeli beralih ke apartemen," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto