Paramount Land Kembangkan Gading Serpong Jadi Kota Layak Bisnis, Begini Prospeknya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Paramount  Enterprise International ingin terus mengembangkan Gading Serpong sebagai kota layak bisnis. Pengembang properti yang dikenal sebagai Paramount Land ini gencar membangun produk komersial berbagai segmen untuk menciptakan peluang bisnis baru di kawasan tersebut.

Presiden Direktur Paramount Land Muhammad Nawawi menyampaikan, dengan pengembangan yang sudah berjalan hampir 30 tahun, Gading Serpong menjadi pusat pertumbuhan baru di barat Jakarta.

Dengan munculnya berbagai kawasan baru dan konektivitas yang semakin apik, prospek residensial maupun fasilitas komersial di Gading Serpong tetap menarik.


"Dulu memang sebatas satelit atau penopang wilayah Jakarta. Tapi sekarang menjadi magnet centric terhadap kawasan sekitarnya. Ada banyak hal yang bisa dikembangkan, ditunjang dengan lansekap fasilitas kota yang lengkap," kata Nawawi lewat keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (24/7).

Asal tahu saja, Gading Serpong berlokasi di daerah Tangerang, Banten yang dikembangkan dua developer, yakni Paramount Land dan Summarecon masing-masing seluas 1.000 hektare (ha).

Baca Juga: Paramount Land Rilis Menteng Studio Loft, Produk Komersial Premium di Gading Serpong

Gading Serpong menjadi salah satu proyek berskala kota (township) di daerah Tangerang selain BSD City dan Alam Sutera.

Senior Vice President Marketing 99 Group Indonesia Bharat Buxani menilai, Tangerang masih menjadi wilayah favorit, ditopang pengembangan infrastruktur aksesibilitas terintegrasi dan fasilitas umum yang terjangkau. Hal ini mendorong minat pasar prospek properti di kawasan ini terus mengalami pertumbuhan.

“Konsistensi minat pencarian properti di wilayah Jabodetabek khususnya wilayah Tangerang disebabkan karena posisinya sebagai wilayah metropolitan besar di Indonesia sekaligus menjadi pusat bisnis," ujar Bharat.

Secara historis, Gading Serpong menjadi salah satu kawasan favorit, tampak dari produk properti yang ludes terserap pasar saat sektor ini sedang berjaya pada tahun 2010-2013. Kenaikan harga properti di Gading Serpong bisa mencapai 50%-70% per tahun, yang ikut memengaruhi pasar di kawasan lainnya.

Managing Director Cushman & Wakefiel, Lini Djafar menimpali, meski beberapa produk dilego puluhan miliar rupiah dengan target pembeli kalangan premium, tapi harga jual properti di Gading Serpong masih cukup terkendali. Sebab, pengembang menawarkan produk dengan rentang harga beragam.

Saat ini harga lahan di berbagai klaster hunian di Gading Serpong mencapai Rp 12 juta - Rp 20 juta/m2. Sementara lahan komersial berkisar mulai Rp 20 juta - Rp 40 juta/m2.

"Kebanyakan segmen middle hingga upper, sehingga dapat menarik berbagai macam konsumen dan menyediakan pilihan produk yang tidak monoton," jelas Lini.

Baca Juga: Paramount Land Luncurkan Produk Properti Gardenia Plus

Lini menambahkan, pertumbuhan Gading Serpong didorong oleh pembangunan infrastruktur yang semakin luas. Selain dekat jalan tol Jakarta - Merak, kawasan ini terkoneksi dengan pusat-pusat pertumbuhan di sekitarnya, yaitu BSD City dan Lippo Karawaci.

Lini mengamati, di sepanjang jalur penghubung tersebut telah berkembang kawasan komersial yang cukup masif. Perkembangan Gading Serpong akan bergerak menuju ke arah selatan dengan prospek akses tol baru Serpong - Balaraja yang sedang dalam proses konstruksi.

Konektivitas yang menghubungkan Gading Serpong dan kawasan sekitarnya akan mengakselerasi aktivitas ekonomi.

"Pembangunan fasilitas komersial seperti perkantoran, hotel, dan fasilitas lainnya memicu keramaian di kawasan. Penghuninya semakin ramai dan ekonomi tumbuh pesat, potensinya terus berkembang," kata Lini.

Bersamaan dengan membaiknya akses, mahalnya harga tanah di pusat bisnis Jakarta membuat pembangunan gedung perkantoran semakin meluas ke kawasan sekunder dan daerah sub-urban atau pinggiran Jakarta. Paramount Land pun ingin menangkap peluang ini dengan membangun dan menawarkan business loft.

Nawawi menerangkan konsep business loft menyerupai rumah kantor (rukan) atau office park. Bangunan empat-lima lantai yang berdiri sendiri (stand alone) dengan lantai basement yang terkoneksi dengan basement gedung lainnya.

Fasad dirancang dengan menarik sehingga tidak ada kesan rukan, dan menyediakan lift berkapasitas delapan orang.

Baca Juga: Paramound Land Gandeng Total Bangun (TOTL) Bangun Kawasan Bisnis di Gading Serpong

Pengembangan business loft berlokasi di kawasan komersial Maggiore, bersebelahan dengan batas wilayah pengembangan BSD City tahap dua. Dengan lokasi strategis di pinggir jalan penghubung BSD City - Gading Serpong, Office Park dipasarkan mulai Rp 21 miliar per unit.

Nawawi mengungkapkan Paramount Land akan terus mengembangkan Gading Serpong sebagai kota layak bisnis, di samping layak huni. Dus, Paramount Land akan membangun dan menawarkan produk-produk komersial berbagai segmen yang dapat menciptakan peluang bisnis baru.

"Mengingat yang beraktivitas di dalamnya dari kalangan milenial hingga mature, mereka ingin mencari aset tambahan yang juga dapat digunakan sebagai secondary home dan mencari prestise," imbuh Nawawi.

Paramount Land sendiri menyiapkan sekitar 132 ha, diantaranya disimpan untuk kebutuhan produk-produk properti yang menghasilkan pendapatan berulang (recurring income). "Itu nanti yang akan jadi mesin kami," tegas Nawawi.

Sekadar mengingatkan, awalnya Gading Serpong dikembangkan oleh PT Jakarta Baru Cosmopolitan (JBC), perusahaan joint venture antara Summarecon dan Batik Keris Group sehak tahun 1992. Pada tahun 2004, keduanya sepakat melakukan pembagian wilayah untuk mengakselerasi pengembangan.

"Lahan sisa yang belum dikembangkan dinilai bersama dan dibagi rata antara Summarecon dan kami (Batik Keris Group). Selanjutnya tahun 2006 kami rebranding menjadi Paramount Land. Sejak saat itu kami membangun kota Gading Serpong dari lahan tidur menjadi perumahan mewah, ruko, hotel, mal, fasilitashiburan dan pendidikan," tandas Nawawi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto