Paris resmi menghapus aturan wajib memakai masker, ini alasannya



KONTAN.CO.ID - PARIS. Sejumlah orang di ibu kota Prancis melakukan selebrasi kecil dengan membuang masker mereka untuk merayakan pencabutan aturan wajib masker oleh Pemerintah Kota Paris.

Meskipun demikian, Pemerintah Paris tetap mengingatkan, virus corona masih beredar dan beberapa protokol kesehatan masih akan tetap berlaku selama waktu yang belum bisa diprediksi.

Melansir Reuters, Perdana Menteri Prancis Jean Castex, pada Rabu (16/6) mengumumkan, aturan wajib masker di luar ruangan akan dihapuskan.


Keputusan ini mengacu pada rekomendasi para ahli kesehatan masyarakat, serta didukung oleh penurunan jumlah pasien Covid-19 di rumahsakit.

Masker masih harus tetap dipakai di sebagian besar tempat kerja, pertokoan, transportasi umum, dan ruang terbuka lain di mana banyak orang berkumpul seperti stadion olahraga.

Baca Juga: Warga Israel sudah bebas dari masker, baik di dalam dan luar ruangan

Aturan bebas masker ini tentunya disambut gembira oleh banyak warga Paris, termasuk para wisatawan yang berkunjung ke kota mode tersebut.

"Ini adalah kebebasan kecil," ungkap Benjamin Grolleau, warga Paris yang bekerja di bidang pemasaran. Ia merasa senang karena tidak lagi diwajibkan menggunakan masker kala harus bekerja di luar ruangan.

Khaled Saad-Zaghloul, warga Mesir yang sedang bekerja di Paris, juga memiliki alasan tersendiri mengapa ia sangat gembira dengan keputusan pemerintah setempat.

"Bagi orang berkacamata seperti saya, agak susah menghadapi kabut. Ada baiknya untuk kembali normal," kata Khaled, seperti dikutip Reuters.

Di sisi lain, masih ada beberapa pihak yang memutuskan untuk tetap menggunakan masker meski sedang berada di luar ruangan.

Chandni Biswasl, mahasiswi asal India, berencana untuk tetap memakai maskernya, walau berada di luar ruangan. Ia akan tetap melakukannya, meski telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19 dan masih menunggu giliran untuk dosis kedua.

"Saya memakainya untuk melindungi diri sendiri. Saya yakin virus itu masih ada dan tidak bisa benar-benar pergi meski pemerintah menyebutnya telah hilang," sebutnya.

Selanjutnya: Angka kematian akibat Covid-19 global bertambah 2 juta hanya dalam 166 hari