JAKARTA. Rupanya, tahun 2008 merupakan tahun yang berat bagi PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO). Pasalnya, perusahaan pertambangan nikel ini tak mampu membukukan kinerja yang gemilang pada semester I-2008.Tengok saja kinerja INCO pada semester I 2008. Pendapatan INCO anjlok tajam 37,26% menjadi US$ 819 juta. Demikian pula halnya dengan laba bersih INCO yang merosot 58,27% menjadi US$ 295,6 juta pada paruh pertama 2008. Hal ini cukup ironis, mengingat, INCO mencatatkan laba bersih sebesar US$ 707 juta pada semester I-2007.Langkah INCO pada triwulan II memang terasa berat. Buktinya, jika dibandingkan secara kuartalan, pendapatan INCO pada kuartal II 2008 anjlok 48,8% menjadi US$ 439, 2 juta. Sedangkan laba bersih INCO pada triwulan II melorot 67,44% menjadi US$ 156 juta saja.
Rendahnya pendapatan tersebut juga dipicu dari penurunan produksi nikel INCO. Pada paruh pertama tahun ini, produksi nikel INCO turun 4,8 % menjadi 37.151 metrik ton. Bahkan jika dibandingkan tahun lalu, produksi nikel INCO pada kuartal II 2008 melorot 19,25%. Nah, pada kuartal II 2008, perusahaan tersebut hanya mampu memproduksi sekitar 17.015 metrik ton. Itu artinya, terjadi kemerosotan produksi mencapai 23,8% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 21.072 metrik ton.