Pasang harga miring untuk jerat pelanggan gorden (1)



KONTAN.CO.ID - Sudah sejak lama, Cipadu terkenal sebagai sentra bahan tekstil. Di sana, Anda bisa menemukan berbagai kain untuk berbagai keperluan. Salah satunya, kain gorden.  

Tak heran, pedagang gorden juga banyak ditemukan di Cipadu. Anda pun bisa menemukan berbagai jenis bahan gorden di sana. Biasanya, pedagang gorden ini berkumpul menjadi satu di sebuah blok pertokoan. Namun, ada pula beberapa pedagang yang menyatu dengan penjual sprei. 
 
Maklum, Cipadu lebih dulu terkenal sebagai sentra sprei. Bahkan, pedagang sprei dan pernak-pernik perlengkapan tidur, mendominasi sebagai besar blok pertokoan. 
 
Saat KONTAN menyambangi lokasi ini, Senin (15/10), menjelang siang belum banyak toko yang buka. Sejumlah toko yang buka pun nampak sepi. Penjaga dan pemilik terlihat santai di gerai masing-masing.
 
Ahmad, pemilik gerai Kharisma Jaya Abadi mengatakan, usai Idul Fitri, penjualan memang menurun. "Tapi, biasanya hanya beberapa bulan saja. Saya tidak tahu, kok masih sepi sampai sekarang," katanya pada KONTAN. 
 
Konsumen gerainya banyak datang dari sekitar Jakarta dan Tangerang. Selain melayani pembeli ritel, laki-laki asal Pati, Jawa Tengah ini juga menjalin kerjasama dengan mandor serta desainer interior sebagai pemasok gorden. 
 
Ahmad memasok kain gorden dari China dan juga pabrik dari Bandung, Jawa Barat. Dia mengaku, gorden import masih menjadi buruan para konsumen. Sebab, kualitas bahan dan motifnya lebih bagus. 
 
Ahmad bilang, kain gorden jarang tersentuh tren. Warna-warna netral, seperti coklat muda, abu-abu, kuning gading dan putih, dengan motif minim atau polos paling disukai oleh konsumen. 
 
Para pedagang mematok harga gorden plus ongkos pasang berdasarkan harga kain. Kisaran harga kain gorden ini mulai Rp 110.000-Rp 150.000 per meter. 
 
Berbeda dengan pedagang sprei, Isno, pemilik Mandiri Antik berujar, pembeli gorden memang jarang datang.
Konsumennya lebih banyak memesan lewat telepon bila ingin gorden baru. 
 
Isno bilang, 90% konsumen ritelnya adalah warga asing yang tinggal di Kemang, Jakarta Selatan. Maklum, sebelum berdagang di Cipadu, Isno pernah membuka gerai di Fatmawati. 
 
"Toko saya di Fatmawati terimbas proyek pembangunan jalur layang MRT (mass rapit transit), sehingga tak ada lahan parkir," ujar Isno yang sudah setahun ini membuka gerainya di Cipadu. Selain memenuhi pesanan pelanggan lamanya, Isno juga rajin menjalin kerjasama dengan para kontraktor properti di Jakarta.  
 
Sebagai pendatang baru, dia mematok harga gorden tak jauh berbeda, yakni Rp 110.000-Rp 150.000 per meter. Sayang, dia enggan mengungkapkan total penjualan yang dikantonginya per bulan. 
 
Untuk melengkapi koleksi kain gorden, Isno menjalin kerjasama dengan sejumlah pemasok. Sama seperti Ahmad, ia juga mendatangkan kain gorden asal China. Selain itu, dia juga bekerjasama dengan para pedagang gorden lainnya di sentra Cipatu untuk memperkaya koleksinya.   
 
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Johana K.