KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia (Persero) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Pertamina NRE tentang Pengembangan Energi Baru & Terbarukan di Aset KAI pada hari ini (9/3). Melalui sinergi BUMN ini, KAI dan Pertamina NRE akan mendukung program pemerintah menyambut Presidensi G20 Indonesia terkait isu prioritas transisi energi berkelanjutan. Adapun MOU tersebut merupakan langkah awal dalam melakukan penerapan transisi energi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT), seperti penerapan teknologi
on grid system maupun hydrogen. MoU ini mencakup kerja sama strategis untuk melakukan studi kelayakan, pengembangan, dan potensi penerapan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“Komitmen KAI dalam implementasi Environmental, Social & Governance (ESG) Management semakin terlihat nyata, dengan mendukung program pemerintah serta turut andil dalam mengurangi emisi gas rumah kaca 29% pada 2030 maupun Net Zero Emission di tahun 2060,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (9/3).
Baca Juga: Mulai 9 Maret, Pelanggan KA Jarak Jauh Tidak Perlu Tunjukkan Hasil Antigen/PCR Nantinya KAI akan melakukan pemasangan
rooftop solar panel
on grid untuk menunjang kebutuhan daya listrik di stasiun kereta api serta bangunan lainnya yang ada di aset-aset perusahaan. Didiek bilang, penggunaan PLTS di aset KAI sebagai bentuk implementasi konservasi energi, efisiensi energi, serta peningkatan pemanfaatan energi surya yang ramah lingkungan. Dia berharap tahun ini akan terdapat 2
pilot project PLTS di lingkungan KAI yang sudah dapat dioperasikan. Ke depannya, KAI juga akan melakukan implementasi
rooftop solar panel di stasiun-stasiun dan bangunan aset KAI lain yang memiliki potensi pemasangan PLTS. Sebagai informasi, saat ini, pemasangan PLTS telah dilakukan di Stasiun Batang dengan kapasitas sebesar 6 kWp dan di Stasiun Garut dengan kapasitas total sebesar 60 kWp. “KAI akan terus menambah jumlah bangunan yang dipasang PLTS dalam mendukung penggunaan
green energy,” tuturnya. Sebelumnya, telah dilakukan pemetaan terhadap potensi energi PLTS di 70 stasiun KAI yaitu sebesar 2,75 MWh per tahun, sehingga berpotensi mengurangi karbon dioksida sebanyak 179.459.810,6 kg CO2 per tahun.
Baca Juga: Minimalisasi Dampak Lingkungan, Industri Farmasi Usung Konsep Green Pharmacy di T20 Dalam implementasi Environmental, Social & Governance di perusahaan, KAI menggunakan sirkulasi udara alami stasiun, menggunakan penerangan hemat energi, mengutamakan tenaga kerja lokal, serta menyiapkan berbagai perizinan dan rekomendasi terkait bangunan perusahaan.
Didiek mengatakan, KAI akan terus melakukan upaya pelestarian lingkungan, dimana dengan saat ini, hampir 56.000 pohon yang telah kita tanam di berbagai wilayah operasi KAI. Sementara, Pertamina NRE sendiri telah memasang PLTS di berbagai lokasi baik eksternal maupun internal Pertamina. Tahun lalu Pertamina NRE telah memasang PLTS di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei dengan kapasitas terpasang 2 MWp, PLTS RU IV Cilacap berkapasitas 1,34 MWp, dan PLTS RU II Dumai berkapasitas 2 MWp. Di samping itu Pertamina NRE juga telah menyediakan PLTS Atap di 129 titik SPBU Pertamina, sehingga total yang telah menggunakan PLTS Atap saat ini mencapai 141 SPBU. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari