KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang yen Jepang menjadi oase bagi pelaku pasar di tengah kondisi perlambatan ekonomi global yang mulai membebani zona euro. Ini membuat yen menguat atas euro. Mengutip data dari
Bloomberg pada Jumat (8/3) pukul 17.00 WIB, pasangan mata uang EUR/JPY melemah 0,02% ke level 124,8800. Hari sebelumnya, posisi EUR/JPY berada di level 124,9000. Analis Global Kapital Investama Berjangka Alwi Assegaf menuturkan EUR yang melemah di hadapan JPY disebabkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Uni Eropa dari Bank Sentral Eropa (ECB) yang bernada
dovish.
"Pernyataan yang dikeluarkan melalui Gubernur ECB Mario Draghi beberapa waktu lalu, bahkan lebih
dovish dari apa yang diperkirakan oleh pasar. ECB menunda menaikkan suku bunga sampai 2020 dan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi," jelas Alwi saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (9/3). ECB memangkas proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Uni Eropa tahun 2019 menjadi 1,1% dari sebelumnya tumbuh 1,7%. ECB juga merevisi perkiraan pertumbuhan PDB Uni Eropa tahun 2020 ke 1,6% dari sebelumnya 1,7%. Sementara untuk tahun 2021, ECB melihat pertumbuhan PDB Uni Eropa tetap akan berada di 1,5%. ECB juga akan menerbitkan stimulus dalam jangka triwulan setelah para pembuat kebijakan memutuskan mengakhiri program pembelian obligasi. Kebijakan ini akan dilakukan sampai Maret 2021. "Kebijakan pemberian stimulus ini tidak disangka juga, walau sebelumnya ada ekspetasi jika ECB akan mengeluarkan kebijakan demi menjaga perekonomian Eropa. Dengan demikian, tren perekonomian menjadi
bearish," kata Alwi. Lebih lanjut, Alwi berpendapat, ketidakpastian Brexit dan tensi perang dagang antara AS dan China turut memberi tekanan pada aktivitas ekspor kawasan Eropa, sehingga membuat ECB mengeluarkan kebijakan moneter seperti itu. Sementara yen Jepang (JPY), menjadi aset
safe haven di tengah perlambatan ekonomi global yang sedang terjadi. "Mata uang JPY dikenal sering mengalami peningkatan permintaan di saat ada ketidakpastian perekonomian maupun politik. Tensi perang dagang AS dan isu perlambatan ekonomi global, lantas membuat JPY menjadi
safe haven saat ini," jelas Alwi. Alwi melanjutkan, sempat ada perlawanan EUR dalam satu atau dua sesi di akhir pekan lalu. Namun aksi teknikal
rebound yang terjadi pada EUR tersebut, tetap tidak akan mengubah tren
bearish. "Sebab perekonomian zona Eropa masih diliputi oleh ketidakpastian," ujarnya. Dari indikator teknikal, pasangan EUR/JPY adalah, MA ada di bawah 55 dalam jangka menengah. Kemudian untuk MA jangka pendek di bawah 10. Hal ini mengindikasikan dalam jangka pendek dan menengah, EUR/JPY masih berada dalam keadaan
bearish. Lalu, stochastik berada di
bearish crossover, sementara dari RSI terlihat juga bearish, yaitu bergerak di bawah level 50.
Sedangkan MACD juga masih ada di atas 0, namun mulai bergerak ke arah negatif, atau dengan kata lain sudah mulai membentuk
high lower low ke arah negatif. "Pasangan EUR/JPY sudah menembus support trend line, artinya EUR baru memulai fase
bearish dalam jangka menengah," tuturnya. Alwi menyebut akan ada
rebound yang terbatas dari EUR/JPY. Namun hal ini tidak membuat EUR meninggalkan tren
bearish-nya. Alwi meramal pasangan EUR/JPY pada Senin besok akan bergerak di rentang 124,17 - 125,95. Sementara dalam sepekan ke depan, diproyeksikan bergerak di kisaran 122,41 - 127,68. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat