KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasangan EUR/USD tampak bergerak volatil dengan rentang pergerakan harga yang terbatas. Mengutip Bloomberg, Selasa (17/9) pukul 14.40 WIB, pasangan EUR/USD menguat 0,11% ke level 1,1013. Beberapa saat sebelumnya euro sempat melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan menilai, fundamental euro belum menunjukkan tanda perbaikan yang signifikan kendati European Central Bank (ECB) telah memangkas suku bunga deposito zona Eropa menjadi -0,5% pada pekan lalu. “ECB masih berusaha mencari berbagai cara untuk memperbaiki perekonomian Eropa,” ujarnya.
Baca Juga: Sepekan menguat, EUR/USD bakal kembali koreksi Untungnya, euro sempat mendapat angin segar seiring mulai meredanya isu perang dagang yang melibatkan AS dan China. Para pelaku pasar juga tengah menanti rilis indeks sentimen ekonomi Jerman yang dirilis hari ini. Hasil data ekonomi tersebut bisa mempengaruhi pergerakan euro dalam waktu dekat. Ini mengingat Jerman menjadi salah satu negara dengan ekonomi terbesar di benua biru. Di samping itu, arah mata uang euro juga akan dipengaruhi oleh hasil data inflasi sektor konsumen zona Eropa yang akan dirilis esok hari. Di sisi lain, dolar AS masih memiliki ruang penguatan. Insiden serangan terhadap fasilitas minyak milik Saudi Aramco pada akhir pekan lalu menguntungkan dolar AS lantaran statusnya sebagai salah satu aset safe haven. Baca Juga: Rekor terendah, Bank Sentral Eropa pangkas suku bunga deposito jadi minus 0,5% “Semenjak kejadian tersebut, banyak investor yang mulai menghindari aset berisiko, salah satunya mata uang euro,” ungkap Yudi. Laju dolar AS pun kemungkinan akan terbatas mengingat agenda Federal Open Market Committee kian dekat. Di atas kertas, jika The Federal Reserve menurunkan suku bunga acuan AS, potensi pelemahan dolar AS cukup terbuka. Akan tetapi, karena fundamental euro masih belum solid, potensi tersebut belum tentu terwujud.