Pasangan EUR/USD berpotensi bullish



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pernyataan bernada hawkish yang disampaikan oleh European Central Bank (ECB) berhasil mendorong penguatan mata uang euro. Sentimen positif itu semakin diperkuat dengan terbentuknya koaliasi pemerintahan di Jerman.

Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (12/1) pasangan EUR/USD tercatat menguat 1,41% ke level 1,2202.

“Sikap ECB yang mulai mempertimbangkan pengurangan stimulus lebih lanjut menjadi indikasi tahun ini akan dilakukan pengurangan stimulus lanjutan,” papar Nizar Hilmy, Analis PT Global Kapital Investama Berjangka kepada Kontan.co.id.

Tak hanya itu, setelah Jerman berhasil membentuk pemerintahan koalisi pemerintahan antara Angela Merkel, Partai Christian Democratic Union (CDU) dan partai Christian Social Union (CSU), euro menyentuh level tertingginya dalam tiga tahun.

Sementara itu dollar Amerika Serikat (AS) saat ini juga masih di bawah tekanan. Pasar masih bersikap skeptis terhadap keberhasilan program reformasi pajak yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Ditambah lagi beberapa hari belakangan data ekonomi yang dirilis justru semakin menyudutkan posisi greenback.

“Data inflasi dan penjualan retail yang melambat menjaga tekanan ke dollar AS,” ujarnya.

Dengan kondisi demikian pada Senin (15/1) euro masih mungkin melanjutkan penguatan terhadap dollar AS. Namun tidak menutup kemungkinan dengan posisi yang sudah terlalu tinggi, pasangan EUR/USD akan berbalik mengalami koreksi. Hanya saja untuk saat ini semua indikator teknikal masih menunjukkan sinyal bullish untuk pasangan tersebut.

Secara teknikal saat ini harga berada diatas garis moving average (MA) 10 dan MA 25. Indikator moving average convergence divergence (MACD) masih di area positif. Kemudian indikator relative strength index (RSI) bergerak naik dari level 61 ke 67 dan stochastic juga beranjak naik dari 59 ke 76.

Rekomendasi : Sell on Resistance Support : 1,2210 – 1,2230 – 1,2250 Resistance : 1,2130 – 1,2150 – 1,2170

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini