Pasar Amerika Serikat menopang kinerja Kedaung



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melihat pencapaian sembilan bulan tahun ini, PT Kedaung Indah Can Tbk yakin bisa menutup tahun 2017 dengan pertumbuhan pendapatan antara 15%-20%. Produsen kaleng dan enamel tersebut juga percaya diri bakal mengantongi laba bersih Rp 9 miliar-Rp 10 miliar.

Sebagai perbandingan, sepanjang tahun 2016 lalu Kedaung mencatatkan penjualan neto Rp 99,38 miliar atau terhitung tumbuh 8,34% ketimbang tahun 2015. Sementara laba bersih tahun lalu bahkan tak sampai Rp 1 miliar, yakni hanya Rp 363,94 juta.

Sementara dari Januari-September 2017, penjualan neto Kedaung terhitung naik 20,56% year on year (yoy) menjadi Rp 87,90 miliar. Kalau laba bersih pada periode itu mencapai Rp 8,13 miliar.


Ing Hidayat, Sekretaris Perusahaan PT Kedaung Indah Can Tbk mengatakan, pengungkit penjualan sepanjang sembilan bulan tahun ini adalah pasar Amerika Serikat (AS). "Kami didukung oleh membaiknya pasar di sana, disertai upaya pemasaran juga efektif," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (24/11).

Mengintip lebih jauh catatan keuangan Kedaung per 30 September 2017, penjualan dari pasar AS terhitung tumbuh 74,26% yoy menjadi Rp 22,81 miliar. Meskipun memang, dominasi penjualan pasar Asia belum tergantikan.

Untuk itu, Kedaung memastikan bakal terus menggali potensi pasar AS. Secara bersamaan, perusahaan yang tercatat dengan kode saham KICI di Bursa Efek Indonesia tersebut akan meningkatkan kualitas produk dan efisiensi biaya produksi.

Selain pasar Uwak Sam, Kedaung akan memperdalam penjualan di pasar mancanegara yang sudah dikuasai. Kebetulan juga, mereka belum bisa banyak berharap dari pasar domestik. "Pasar domestik saat ini cenderung stagnan, oleh karena itu perseroan ingin memacu pasar ekspor lebih giat lagi," kata Ing.

Informasi saja, sejauh ini Kedaung memiliki kapasitas produksi enamel sebanyak 2.700 ton per tahun dengan utilitas 60%. Sementara kapasitas produksi kaleng mencapai 1.500 ton per tahun dengan utilitas sekitar 70%. Kedaung masih berupaya memaksimalkan utilitas produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie