Pasar Anyar Mebel dan Kerajinan: Rusia dan Timur Tengah



JAKARTA. Setelah pasar ekspor mebel dan kerajinan di Amerika melorot, Indonesia mengincar pasar Rusia, dan Timur Tengah. Pengalihan ini diharapkan bisa menambah pemasukan sebesar 10% dari nilai ekspor selama ini atau berkisar US$ 200-US$ 300 juta. Selama ini, nilai ekspor total mebel mencapai US$ 2 miliar dan kerajinan US$ 600 juta. Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono mengatakan, tahun ini pengusaha menargetkan nilai ekspor mebel US$ 2,2  miliar dan kerajinan US$ 700 juta. “Tapi melihat kondisi sekarang saya pesimis,” tukas Ambar, Selasa (07/10). Pasalnya, pengalihan wilayah ekspor ini hanya mampu menambah 10% saja. Pernyataan Ambar ini diamini Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia  (AMKRI), Hatta Sinatra. Ia mengakui, krisis di Amerika ikut mempengaruhi kerajinan berbahan baku rotan. Dari perkiraan, nilai ekspor merosot hingga 20% dari tahun lalu sebesar US$ 800 juta. “Kita juga khawatir imbas krisis Amerika lebih luas menjalar hingga menjadi global,” ujarnya. Bila ini terjadi, tambahnya, maka penurunan ekspor dapat lebih dari 20%. negara yang dikuatirkan terimbas setelah Amerika adalah Eropa. Padahal, Eropa merupakan tujuan kedua ekspor mebel rotan Indonesia. Nah, mengapa Rusia dan Timur Tengah? Menurut hitungan pengusaha mebel, perekonomian Rusia maupun Timur Tengah cukup sehat. Lebih dari itu, kedua negara ini juga tidak terimbas gejolak harga minyak dunia. Itu sebabnya, Ambar mengharapkan Indonesia bersedia menjalin kerjasama dengan Rusia.  “Saat ini, hubungan Indonesia dan Rusia belum baik. Demi ekspor kita, hubungan itu harus dijalin, “ ujarnya. Apalagi, mebel dan kerajinan ada di dalam daftar 10 andalan produk Indonesia.  “Bank, asosiasi-asosiasi, departemen-departemen terkait, dan perwakilan-perwakilan pemerintah di negara tujuan juga mesti rembug bersama,” tambah Ambar.Pengusaha mebel dan kerajinan pantas khawatir. Soalnya, belakangan sering terjadi pengalihan ekspor produk kerajinan China ke Indonesia lantaran ekspor China ke Amerika terhambat krisis ekonomi di negara Paman Sam itu. “Lihat saja dalam dua tahun ini banyak kerajinan mebel China yang masuk. Harganya pun di bawah kita. Mereka jauh lebih murah,” tegas Hatta.Untuk itu, baik Ambar maupun Hatta berharap pemerintah melindungi pengusaha mebel dan kerajinan lokal dalam menghadapi hantaman krisis ekonomi ini. Setidaknya, pemerintah berupaya untuk membatasi impor mebel yang memberatkan persaiangan di dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: