Pasar batubara melemah, laba Resources Alam turun



JAKARTA. PT Resources Alam Indonesia Tbk meninggalkan periode semester I-2014 dengan tak menggembirakan. Pada periode ini, pendapatan perusahaan dengan kode saham KKGI ini turun 25,63% menjadi US$ 76,16 juta. Laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk pada periode ini juga melorot 38,65% menjadi US$ 6,62 juta.

Padahal sejatinya pos beban penjualan semester I-2014 turun jika dibandingkan dengan semester I-2013. Beban penjualan di enam bulan pertama tahun ini US$ 65,51 juta, sedangkan beban penjualan semester I-2013 US$ 72,01 juta.

Komisaris Resources Alam Indonesia Suria Martara Tjahaja menyebutkan tiga musabab kinerja Resources Alam menurun. Pertama, volume produksi batubara mengalami penurunan sebesar 12,14%. Di paruh pertama tahun ini, KKGI cuma memproduksi batubara 1,81 juta ton. "Penurunan produksi ini sebagian besar disebabkan oleh cuaca yang basah dan lemahnya permintaan pasar," katanya kepada, KONTAN, Jumat (25/4).


Kedua, penurunan penjualan batubara sebesar 12,74%. Alhasil, di semester I-2014 Resources Alam cuma mampu menjual 1,85 juta ton batubara. Padahal di periode yang sama tahun 2013 bisa menjual 2,12 juta ton batubara.

Ketiga, rata-rata harga jual batubara juga melorot. Perusahaan ini menetapkan harga jual rata-rata batubara US$ 41,72 free on board di atas tongkang (FOB barge). Harga ini lebih rendah dari harga jual rata-rata tahun 2013 sebesar US$ 48,17 FOB barge.

Tren pelemahan harga batubara tak cuma berdampak pada capaian kinerja, tapi juga menjadi bahan ganjalan ekspansi Resources Alam. Asal tahu saja, perusahaan ini tengah mengeksplorasi area tambang konsesi Loa Haur, Kalimantan Tengah. Suria meyakinkan, tinggal selangkah lagi perusahaannya bisa memulai tahapan produksi. Plus, bisa segera mengantongi izin  pinjam pakai lahan dari Kementerian Kehutanan.

Namun, situasi harga batubara yang masih rendah membikin Resources Alam ragu-ragu untuk memulai produksi batubara. Perusahaan ini menyatakan, baru akan tertarik memproduksi batubara di konsesi Loa Haur jika harga acuan batubara (HBA) mendekati US$ 100 per ton.

Pertimbangan lain adalah jarak. Perlu Anda ketahui, jarak tempuh atawa hauling road Loa Haur mencapai 20 km. Jarak tempuh yang jauh ini akan menjadi beban biaya bagi perusahaan ini.

Oleh karena itu, saat ini Resources Alam memilih untuk mendiamkan saja dan tidak melakukan aktivitas produksi di konsesi tersebut.  Padahal semula perusahaan ini berencana memproduksi 1,5 juta ton–2 juta ton batubara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina