Pasar bearish, IHSG segera menuju 4.200



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus merangsek turun. Kemarin IHSG melemah 1,9% ke 4.429,46. Para analis percaya, IHSG berpotensi melemah lebih jauh lagi.

Maklum, hampir semua sentimen di bursa negatif. Rencana bank sentral Amerika Serikat yang menghentikan stimulus menjadi awal mula kejatuhan indeks. Berita tersebut memicu aksi jual investor asing. Dus, sepanjang 2013 asing mencatatkan jual bersih (net sell) Rp 659,5 miliar.

Tak hanya itu, perusahaan investasi juga mulai menurunkan pertumbuhan China. Padahal selama ini, China menjadi center ekonomi di Asia. Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities menuturkan, Goldman Sachs menurunkan target pertumbuhan ekonomi China dari 7,8% jadi 7,4%. Ini karena, tekanan ekspor China. Maklum, mayoritas ekonomi China ditopang ekspor.


Selain itu, kondisi Eropa memang tak kunjung membaik. Sentimen ini diyakini hanya akan terjadi sesaat dan tidak akan berpengaruh banyak pada Indonesia. Sebab, perekonomian Indonesia berbeda China. "Kita lebih banyak ditopang konsumsi domestik sehingga lebih tahan ketika Eropa buruk," kata Edwin.

Namun, Edwin yakin, IHSG tidak akan turun lebih jauh. Pasalnya, support di 4.302. Level support belum memasukkan kinerja fundamental emiten di kuartal I 2013. Padahal, periode itu, pertumbuhan rata-rata laba bersih per saham emiten 25%. "Andaikan support tertembus, IHSG sudah tak masuk akal karena murah," ungkap dia. Namun, tren bearish IHSG diprediksi bertahan 1-2 bulan ke depan. Sebab, di akhir Juni ini pasar akan ada window dressing.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo memperkirakan, IHSG bisa menyentuh 4.200 di minggu ini. Namun, dia melihat, pasar sedang dijaga sehingga ada teknikal rebound pada saham berkapitalisasi besar seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Satrio juga yakin, fundamental emiten masih cukup kuat. "Saya tidak percaya IHSG bisa di bawah 4.000," tegas dia.

Analis Net Sekuritas, Fadli melihat, IHSG bisa ke 4.200. "Support terendah bisa ke 3.600," ujar dia. Dana asing terus keluar akan membuat saham makin loyo.

Namun, Edwin menyarankan bagi investor untuk tetap fokus pada saham yang berorientasi domestik misalnya infrastruktur, konstruksi, semen dan perbankan. Dia juga menyarankan, investor memperpanjang time frame. Selain itu, investor diharap mengggunakan dana sendiri dan jangan panik karena tren bearish hanya sesaat.

Fadli juga menyarankan, pelaku pasar menyiapkan dana segar. "Pilih emiten yang fundamental bagus, growth stabil dan tahan inflasi," ucap dia. Saham tersebut menurut dia adalah saham sektor konsumer dan farmasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana