KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volatilitas pasar modal dalam negeri sejak awal tahun memicu investor asing beranjak, tak terkecuali dari pasar obligasi. Demi meredam besarnya dana asing yang keluar, Bank Indonesia (BI) pun turut mengambil tindakan. Ditilik dari data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, sepanjang bulan ini terus menambah kepemilikannya pada surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 22,9 triliun. Per 16 Mei lalu, jumlah SBN yang dimiliki BI mencapai Rp 155,51 triliun. Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Ifan Mohamad Ihsan, menuturkan, penambahan porsi kepemilikan obligasi tersebut merupakan salah satu langkah wajar BI untuk menstabilkan moneter. "BI masuk ke pasar dan membeli obligasi agar level harga obligasi tetap stabil dan tidak terlalu bergejolak," ujarnya, Selasa (22/5).
Pasar belum stabil, BI terus membeli SBN
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volatilitas pasar modal dalam negeri sejak awal tahun memicu investor asing beranjak, tak terkecuali dari pasar obligasi. Demi meredam besarnya dana asing yang keluar, Bank Indonesia (BI) pun turut mengambil tindakan. Ditilik dari data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, sepanjang bulan ini terus menambah kepemilikannya pada surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 22,9 triliun. Per 16 Mei lalu, jumlah SBN yang dimiliki BI mencapai Rp 155,51 triliun. Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Ifan Mohamad Ihsan, menuturkan, penambahan porsi kepemilikan obligasi tersebut merupakan salah satu langkah wajar BI untuk menstabilkan moneter. "BI masuk ke pasar dan membeli obligasi agar level harga obligasi tetap stabil dan tidak terlalu bergejolak," ujarnya, Selasa (22/5).