JAKARTA. Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi kembali menggerus otot rupiah. Hari ini, mata uang Garuda melemah 0,3% ke level Rp 9.110 per dolar AS pada pukul 9.20 di Jakarta. Adapun, dalam sepekan terakhir, rupiah tercatat melemah 0,1%. Pasar khawatir rencana pemerintah menaikkan harga BBM subsidi akan kembali memicu kenaikan inflasi. Kemarin, Biro Pusat Statistik melaporkan, inflasi Februari melambat menjadi 3,56%, dari bulan sebelumnya di 3,65%.Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, para pembuat kebijakan akan membahas kenaikan harga energi saat revisi APBN 2012 pada bulan ini. Kemarin, dia menyebut, pemerintah akan mengusulkan revisi target inflasi 6% - 7% untuk tahun ini, dari sebelumnya 5,3%.Sementara itu, kemarin, Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah menyatakan, bank sentral siap untuk merespon lonjakan harga jika diperlukan."Kita mungkin telah melihat akhir dari penurunan suku bunga Bank Indonesia. Fokus saat ini lebih pada efek dari penyesuaian harga bahan bakar," kata Charlie Lay, ekonom dan ahli strategi mata uang di Commerzbank Securities, Singapura.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pasar cemas imbas kenaikan BBM, rupiah keok
JAKARTA. Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi kembali menggerus otot rupiah. Hari ini, mata uang Garuda melemah 0,3% ke level Rp 9.110 per dolar AS pada pukul 9.20 di Jakarta. Adapun, dalam sepekan terakhir, rupiah tercatat melemah 0,1%. Pasar khawatir rencana pemerintah menaikkan harga BBM subsidi akan kembali memicu kenaikan inflasi. Kemarin, Biro Pusat Statistik melaporkan, inflasi Februari melambat menjadi 3,56%, dari bulan sebelumnya di 3,65%.Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, para pembuat kebijakan akan membahas kenaikan harga energi saat revisi APBN 2012 pada bulan ini. Kemarin, dia menyebut, pemerintah akan mengusulkan revisi target inflasi 6% - 7% untuk tahun ini, dari sebelumnya 5,3%.Sementara itu, kemarin, Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah menyatakan, bank sentral siap untuk merespon lonjakan harga jika diperlukan."Kita mungkin telah melihat akhir dari penurunan suku bunga Bank Indonesia. Fokus saat ini lebih pada efek dari penyesuaian harga bahan bakar," kata Charlie Lay, ekonom dan ahli strategi mata uang di Commerzbank Securities, Singapura.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News