KONTAN.CO.ID - Pasar yang cerah membuat PT Propan Raya Industrial Coating Chemical (CIC) menggenjot produksi. Makanya, di tahun ini, produsen cat ini menargetkan pertumbuhan pendapatan 10%-20% dibanding 2016 lalu.

Propan optimistis tahun ini bisa memproduksi 90.000 ton cat. Apalagi, pabrik baru yang berada di di Tangerang, Banten siap beroperasi di bulan September ini.

Chief Executive Officer (CEO) Propan Raya Industrial Coating Chemical Kris Rianto Adidarma mengatakan, jumlah produksi cat Propan akan terus bertambah seiring dengan peningkatan utilisasi atau kapasitas terpakai pabrik perusahaan ini.

Untuk tahap awal, utilisasi pabrik anyar yang memproduksi cat tembok ini masih sekitar 30% dari kapasitas terpasang yang mencapai 100.000 ton per tahun. "Dalam lima tahun ke depan secara bertahap akan full capacity, ujar Kris kepada KONTAN, Minggu (3/9).

Yang pasti, nilai investasi untuk pabrik yang berdiri di lahan seluas 5 hektare (ha) itu mencapai Rp 200 miliar. Lebih lanjut Kris mengatakan, hadirnya pabrik anyar tersebut akan membuat kapasitas terpasang Propan meningkat sampai 150.000 ton per tahun.

Hingga saat ini, penjualan cat Propan masih didominasi oleh pasar ritel yakni 70%, sementara penjualan dari proyek 30%. "Cukup banyak proyek besar yang pakai cat produksi Propan, ujar Kris berpromosi.

Di tengah ketatnya kompetisi dengan berbagai pabrikan produsen cat lain, Propan mengaku pangsa pasarnya masih minim yakni baru 10% dari kebutuhan cat nasional.

Harapannya dalam lima tahun kedepan market share Propan bisa meningkat 40%-50%.

Guna mencapai target yang diharapkan, Propan akan terus memperkuat branding dan masuk ke pasar dengan harga yang tepat. Propan sebelumnya market leader di cat kayu, kami akan masuk dengan harga yang cocok di pasar, terangnya.

Sekadar catatan, potensi market penjualan cat masih cerah. Berdasarkan data Asosiasi Produsen Cat Indonesia (APCI), penjualan cat untuk pasar dalam negeri tumbuh sebesar 10%-15% setiap tahunnya. Data APCI pada tahun 2011 total penjualan cat di Indonesia sebesar 759.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini