JAKARTA. Pelaku usaha asuransi jiwa masih yakin produk unitlink tahun ini bakal moncer. Meski begitu, asuransi harus mecermati perkembangan pasar modal untuk mendorong hasil ivestasi. Jika prediksi ini benar akan menjadi kompensasi atas jeleknya kinerja asuransi jiwa berbalut investasi tahun lalu . Karena pasar modal yang jeblok, hasil investasi asuransi jiwa ikut merosot 66,8% secara
year on year menjadi Rp 7,3 triliun. Memasuki 2014, berbagai kalangan yakin kenaikan pasar modal tahun ini akan membuat pamor unitlink kembali terdongkrak.
PT Asuransi Jiwasraya misalnya, masih yakin unitlink bisa tumbuh di kisaran 15% - 20% di tahun ini. Manajemen perusahaan ini menilai produk unitlink masih digemari masyarakat untuk mendapatkan hasil investasi dibarengi manfaat asuransi. Optimisme Jiwasraya ini pun berkaca pada hasil investasi tahun lalu. Di tengah lesunya hasil investasi unitlink, Asuransi Jiwasraya mencatat hasil investasi Rp 1,7 triliun, naik 58,3% dibanding 2012. Untuk menjaga kinerja, penempatan dana yang tepat menjadi salah satu kuncinya. "Tahun ini tak jauh dari tahun lalu sekitar 50% di reksadana," kata Direktur Asuransi Jiwasraya Hary Prasetyo. Untuk menggenjot unitlink, Jiwasraya terus mengkaji peluncuran produk baru dan terus menjalin kerjasama untuk pemasarannya, termasuk melalui jalur bancassurance. Seperti kerja sama dengan Bank Victoria di awal tahun ini untuk memasarkan produk unitlink. Jiwasraya mengincar kerja sama paling tidak dengan dua bank lagi. Direktur Wanaartha Life Daniel Halim mengatakan, kinerja unitlink tergantung kondisi pasar modal yang akan dibayangi oleh isu politik. Tetap saja, dia optimistis tahun ini lebih baik daripada tahun lalu.
Daniel mengatakan imbal hasil investasi unitlink Wanartha hanya mencapai 7,15%, anjlok dari tahun sebelumnya sebesar 27,14%. "Tapi kami masih di atas rata-rata industri," ungkap dia. Wanaartha pun masih mengkaji potensi peluncuran produk unitlink lagi di tahun ini. Namun, dia yakin, masih akan tetap fokus pada penempatan modal di instrumen saham sekitar 40% dan reksadana di atas 20%. Dengan masih optimis pada potensi produk unitlink, ia pun yakin kontribusinya pada total premi Wanaartha masih akan bertahan di kisaran 10% tahun ini. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, tahun lalu kontribusi unitlink mencapai 54,6% dari total pendapatan premi Rp 113,93 triliun. Ketua Bidang Aktuaria dan Riset AAJI Azwar Arifin menilai, produk unitlink masih akan menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan premi asuransi tahun ini.
Kinerja Unitlink per 19 Mei - 20 Mei 2014 | |
Produk | Asuransi | Imbal hasil Ytd |
Relife Inveslink Equity Fund | Asuransi Jiwa Recapital | 44,85% |
Avrist Link Aggressive IDR Fund | Avrist Assurance | 27,42% |
Manulife Dana Ekuitas | Asuransi Jiwa Manulife | 23,42% |
Dynamic Money | Axa Mandiri Financial Service | 23,11% |
MD Ekuitas Indonesia - India | Asuransi Jiwa Manulife | 22,96% |
Rupiah Golden Equity Fund | AJ Sequis Life | 22,82% |
Investra Equity Infrastructure Fund | Commonwealth Life | 22,04% |
Excellent Equity | Axa Mandiri Financial Service | 22,04% |
Brilliance Xtra Aggressive | Sun Life Financial Indonesia | 21,56% |
CommLink Aggressive Plus Fund | Commonwealth Life | 21,53% |
MaestroLink Equity Plus | Axa Financial Indonesia | 21,34% |
WAL Equity Fund | Wanaartha Life | 21,32% |
Sequis Life Rupiah Equity Fund | AJ Sequis Life | 21,20% |
Sumber: Data pasar | | |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia