Pasar Cipinang belum normal, stok beras aman



JAKARTA. Aroma libur Lebaran masih terasa kental di pasar Induk Cipinang. Berdasarkan pantauan PT Food Station Tjipinang Jaya, pengelola Pasar Induk Cipinang, hingga kemarin (16/) baru 20% pedagang beras yang beraktivitas."Pasar akan kembali normal Senin (20/9) mendatang," ujar Suminta, Staf Pendataan PT Food Station Tjipinang Jaya, di Jakarta, Kamis (16/9). Pada masa libur Lebaran tahun ini, Pasar Cipinang tutup sejak Senin (6/9).Hingga H+6, transaksi jual beli beras di pasar Cipinang belum pulih. “Saya belum bisa melihat data transaksi karena masih banyak yang tutup. Kondisinya juga masih sepi saat ini,” kata Suminta.Di hari biasa, perputaran beras di pasar ini sebesar 2.500-3.000 ton per hari. Seminggu sebelum Lebaran, permintaan beras tetap seperti biasa, tidak ada lonjakan.Sejauh ini, imbuh Suminta, pasokan beras untuk kawasan Jakarta dan sekitarnya dari pasar ini masih normal. Di pasar Cipinang, saat ini tersedia 24.000 ton beras. Persedian ini cukup untuk delapan hingga 10 hari mendatang, dengan kondisi pasar normal. Pasokan tambahan akan masuk pada hari Senin (20/9) mendatang.Achmad Suryana, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, menambahkan, stok di pasar Cipinang sanggup memenuhi kebutuhan kosumsi hingga pasokan datang. “Dari tahun-tahun sebelumnya, para pedagang sudah mengantisipasi terlebih dahulu. Mereka sudah buat persedian,” ujarnya.Harga beras di pasar Cipinang, Kamis (16/9) sama dengan Kamis (2/9). Beras kualitas 1 harganya Rp 7.000 per kg, beras kualitas 2 harganya Rp 6.500 per kg, beras kualitas 3 seharag Rp 5.900 per kg. Harga ini lebih mahal dibanding Juli 2010. Masing-masing secara berurut dari kualitas 1, 2 dan 3 mengalami kenaikan 1,42%, 3,07% dan 0,85%. “Nanti kalau aktivitas pasar tradisonal kembali normal, Senin (20/9), tidak akan terjadi lonjakan harga. Apalagi beras, pedangang tidak mungkin memainkan harga, karena saingan kami adalah pasar modern,” kata Ngadiran, Sekretaris Jendral Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Ngadiran memaparkan, setelah masa Lebaran, justru akan terjadi penurunan penjualan untuk segala jenis komoditi di pasar-pasar tradisional, termasuk beras. Berdasarkan data APPSI, penurunan penjualan di pasar tradisional selepas Lebaran biasanya mencapai 30% dibanding hari biasa. Penurunan terjadi karena konsumen yang tadinya berbelanja di pasar tradisional, mulai terbiasa belanja di pasar modern. Untuk kembali ke kondisi semula butuh waktu 1-2 bulan. Itupun, imbuh Ngadiran, jumlahnya tidak akan kembali seperti sebelumnya. Menurut perkiraannya, sekitar 8%-10% pelanggan pasar tradisional akan hilang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: