Pasar city car akan tergerus LCGC



JAKARTA. Kehadiran mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) yang beleidnya tinggal diteken Presiden ini sepertinya akan menggerus pasar mobil perkotaan alias city car.

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) memperkirakan prediksi bisnis ini saat melansir produk terbaru city car-nya, yakni Suzuki Splash transmisi otomatis akhir pekan lalu. Mobil yang diimpor utuh dari Suzuki Maruti India ini ditargetkan bisa terjual rata-rata 400 unit per bulan. "Kami  mencoba realistis di pangsa pasar mobil city car," kata  Endro Nugroho, Direktur Penjualan PT Suzuki Indomobil Sales 4 Wheels akhir pekan lalu.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Suzuki Splash tahun lalu tercatat 5.890 unit, atau 13,87% dari total penjualan city car di pasar domestik yang sebanyak 42.442 unit. Artinya tahun lalu, rata-rata Splash terjual 490 unit per bulan.


Suzuki pantas khawatir dengan kehadiran mobil LCGC yang secara dapur pacu tidak begitu jauh dengan city car yang rata-rata antara 1.000 cc - 1.200 cc dengan harga jual antara Rp 140 juta - Rp 170 juta. Sedangkan mobil LCGC kebanyakan bermesin 1.000 cc dan dibanderol paling mentok Rp 100 jutaan. "Bila mobil LCGC keluar jelas akan mengancam segmen mobil city car," timpal Davy Tuilan, Direktur Pemasaran Suzuki Indomobil Sales 4 Wheels.

Kenekatan Suzuki Indomobil memboyong Splash terbaru ini bukan tanpa alasan. Menurut Davy, ada banyak permintaan dari konsumen yang menginginkan Splash bertransmisi otomatis. Makanya, Suzuki membawa mobil berdapur pacu 1.200 cc ini masuk ke pasar Indonesia.

Soal harga, Suzuki Splash otomatik ini dibanderol Rp 151 juta. Adapun transmisi manual malah turun dari Rp 148 juta menjadi Rp 140 juta akibat adanya perjanjian Free Trade Agreement Indonesia dan India yang memangkas bea masuk mobil impor.

Menurut Ketua Gaikindo I Jongkie D Sugiarto, kehadiran LCGC bisa membuat pasar city car stagnan tahun ini lantaran pembeli pemula akan condong memilih  LCGC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon