Pasar digital Indonesia ditaksir US$ 130 miliar



TANGERANG. Pasar ekonomi digital Indonesia berkembang pesat seiring kenaikan pengguna internet di Indonesia. Hingga 2016, menurut riset yang dikeluarkan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), terdapat 132,7 juta pengguna internet atau naik 51,8% dari tahun 2014.

Pasar digital Indonesia diharapkan terus tumbuh hingga 2020 mendatang. Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara menyatakan, pasar e-commerce di Indonesia merupakan masa depan dengan target untuk digital economic pada 2020 sebesar US$ 130 miliar atau sebesar 11% dari total GDP.

"Pemerintah saat ini sedang fokus membangun negara ini dengan tema memeratakan ekonomi indonesia. Jadi bagaimana jika ini dikaitkan dengan teknologi, dengan e-commerce." tambah Rudiantara dalam sambutannya dalam acara IESE di Tangerang, Selasa (9/5).


Head of Tax, Infrastructure and Cyber Securities Division Indonesian E-Commerce Association (idEA) Bima Laga menyatakan, saat ini sumbangan GDP dari ecommerce saat ini masih berada di bawah 10%.

Menurut Bima, merujuk dari kebijakan China, jika pemerintah terus mendukung kemudahan akses UMKM untuk terjun ke e-commmerce, mampu menyumbang sekitar 50% dari GDP negara melalui e-commerce. Artinya, pencapaian 50% tersebut sangat memungkinkan jika adanya bantuan pemerintah di sektor industri digital tersebut.

"Pemerintah China sangat mendukung e-commerce sejak 2003. Saat 2010 ke atas, UKM yang terjun ke e-commerce, mampu menyumbang kurang lebih dari 50% GDP China. Makanya terangkum ke 14 paket kebijakan ekonomi," kata Bima di Tangerang, Selasa (9/5).

Rudiantara menambahkan, pada tahun 2030, potensi pasar digital di Indonesia akan menjadi US$ 2,5 triliun. Dengan target Rp 2,5 triliun tersebut maka diharapkan 30%-40% GDP Indonesia berasal dari digital economic, salah satunya dari e-commerce.

"Di tahun 2030, Indonesia akan berada di posisi 8 berdasarkan GDP dari Market Exchange Rate. Artinya GDP bisa meningkat dua kali dari sekarang," tambah Rudiantara.

Berdasarkan Market Exchange Rate, tahun 2016, GDP Indonesia sebesar US$ 950 miliar. Artinya, posisi Indonesia berada di posisi 16 untuk kawasan G20. Untuk target tahun 2020, diharapkan GDP Indonesia berada di angka US$ 1,2 triliun.

Rudiantara menambahkan, pemerintah kini fokus untuk memanfaatkan digital economic ke dalam tiga sektor, yaitu sharing economy, pengentasan umkm, dan inklusi keuangan.

Menurut Rudiantara, hingga akhir tahun 2016, financial inclusion rate Indonesia sudah di angka 39% dan pada 2019 ditargetkan bisa mencapai 75%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini