JAKARTA. Penguatan terbatas terjadi pada bursa di Asia, ini imbas dari hasil obligasi global membuat pelaku pasar kembali memanfaatkan momentum tersebut untuk dapat bertahan di pasar. Menurut analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada, selain sentimen di atas laju dollar Amerika Serikat atau USD juga terlihat mulai berkurang penguatannya namun, posisinya masih lebih tinggi dari JPY. "Sehingga turut berimbas pada kenaikan lanjutan dari Nikkei dan berimbas pada sejumlah indeks saham Asia lainnya," ujar Reza kepada KONTAN, Rabu (12/7). Selain itu harga minyak Asia membuat sedikit kenaikan pada sesi terakhir yang dikekhawatiran bisa membuat kelebihan pasokan di pasar. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 0,61%, diperdagangkan pada US$ 44,67 per barel dan minyak mentah Brent naik 0,55% diperdagangkan pada US$ 47,14 per barel. Sentiment kenaikan harga minyak menurut Reza direspon positif pelaku pasar. Selain itu respon positif juga terjadi terhadap perbedaan suku bunga antara US Treasury dan obligasi pemerintah Jepang (JGB) karena The Fed tampaknya akan mengejar kebijakan yang lebih hawkish, "sementara BoJ melanjutkan pelonggaran kuantitatifnya untuk mempertahankan suku bunganya yang rendah," katanya. Untuk zona Eropa sentimen positif sempat menaungi laju sejumlah indeks saham Eropa di awal perdagangan, yaitu sentimen dari kenaikan harga minyak mentah dunia. Indeks pan-European Stoxx600 kembali melemah 0,65% dengan pelemahan pada saham-saham konsumer, media, dan kebutuhan rumah tangga meski juga diimbangi penguatan saham-saham otomotif dan sumber daya. Untuk zona Ameriak Serikat (AS) laju bursa saham AS kembali tertahan kenaikannya setelah diterpa sentimen politik. Pasca kehadiran Trump di KTT G-20, pelaku pasar kembali mempertanyakan sejumlah agenda dari Trumponomics dan agenda lainnya. Di sisi lain, kata Reza pengungkapan email dukungan Rusia terhadap pemilihan Trump sebagai Presiden yang diungkapkan putra tertua Trump ikut menjadi sentimen. Email tersebut merujuk pada seorang jaksa penuntut pemerintah Rusia yang menawarkan informasi tentang rival Demokrat Hillary Clinton. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pasar ditopang harga minyak
JAKARTA. Penguatan terbatas terjadi pada bursa di Asia, ini imbas dari hasil obligasi global membuat pelaku pasar kembali memanfaatkan momentum tersebut untuk dapat bertahan di pasar. Menurut analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada, selain sentimen di atas laju dollar Amerika Serikat atau USD juga terlihat mulai berkurang penguatannya namun, posisinya masih lebih tinggi dari JPY. "Sehingga turut berimbas pada kenaikan lanjutan dari Nikkei dan berimbas pada sejumlah indeks saham Asia lainnya," ujar Reza kepada KONTAN, Rabu (12/7). Selain itu harga minyak Asia membuat sedikit kenaikan pada sesi terakhir yang dikekhawatiran bisa membuat kelebihan pasokan di pasar. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 0,61%, diperdagangkan pada US$ 44,67 per barel dan minyak mentah Brent naik 0,55% diperdagangkan pada US$ 47,14 per barel. Sentiment kenaikan harga minyak menurut Reza direspon positif pelaku pasar. Selain itu respon positif juga terjadi terhadap perbedaan suku bunga antara US Treasury dan obligasi pemerintah Jepang (JGB) karena The Fed tampaknya akan mengejar kebijakan yang lebih hawkish, "sementara BoJ melanjutkan pelonggaran kuantitatifnya untuk mempertahankan suku bunganya yang rendah," katanya. Untuk zona Eropa sentimen positif sempat menaungi laju sejumlah indeks saham Eropa di awal perdagangan, yaitu sentimen dari kenaikan harga minyak mentah dunia. Indeks pan-European Stoxx600 kembali melemah 0,65% dengan pelemahan pada saham-saham konsumer, media, dan kebutuhan rumah tangga meski juga diimbangi penguatan saham-saham otomotif dan sumber daya. Untuk zona Ameriak Serikat (AS) laju bursa saham AS kembali tertahan kenaikannya setelah diterpa sentimen politik. Pasca kehadiran Trump di KTT G-20, pelaku pasar kembali mempertanyakan sejumlah agenda dari Trumponomics dan agenda lainnya. Di sisi lain, kata Reza pengungkapan email dukungan Rusia terhadap pemilihan Trump sebagai Presiden yang diungkapkan putra tertua Trump ikut menjadi sentimen. Email tersebut merujuk pada seorang jaksa penuntut pemerintah Rusia yang menawarkan informasi tentang rival Demokrat Hillary Clinton. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News