Peta
e-commerce Indonesia yang diterbitkan iPrice pada Q4-2018 mengurutkan pemain besar
e-commerce mengacu rata-rata pengunjung
website di setiap kuartal,
ranking aplikasi, pengikut media sosial, dan jumlah karyawan. Tiga besar
e-commerce dengan pengunjung website terbanyak adalah Tokopedia (168 juta pengunjung), Bukalapak (116 juta pengunjung) dan Shopee (68 juta pengunjung). Dari ketiga raksasa
e-commerce yang menempati peringkat pertama di Appstore dan playstore adalah Shopee. Adapun berdasarkan bisnis model B2C, tipe toko umum dan asal toko dari Indonesia, Blibli di posisi pertama dengan 43 juta pengunjung diikuti Elevenia (3,9 juta pengunjung) dan iLotte di posisi ketiga (3,5 juta pengunjung). Indonesia adalah pasar
e-commerce yang menjanjikan. Indonesia antusias menerima teknologi digital dan pengguna paling aktif di media sosial. Indonesia juga punya ekosistem digital yang berkembang di perdagangan
online, layanan berbagi perjalanan, distribusi media dan layanan keuangan.
Berdasarkan data Statista, tren penjualan
e-commerce di Indonesia diprediksi berlanjut dan bisa menyentuh US$ 16,3 miliar di tahun 2023 dari sebelumnya US$ 7,7 miliar pada tahun 2017 (atau tumbuh rata-rata 13% per tahun). Prediksi itu dapat dikonfirmasi temuan lain dari riset McKinsey perihal potensi penambahan pengguna internet di Indonesia sebesar 57 juta orang hingga tahun 2020. Riset ini juga menyebutkan 78% pengguna internet di Indonesia membeli secara
online. Ke depan, akses ke teknologi yang lebih mudah serta banyaknya pilihan
gadget dengan harga terjangkau turut mendorong kenaikan transaksi
e-commerce. Saat ini, kategori barang yang paling banyak dibeli adalah elektronik (28%), fashion (24%), serta furnitur dan peralatan (17%). Di 2023, penjualan fashion diprediksi lebih besar (24%), diikuti elektronik (22%), serta makanan dan barang peralatan pribadi (19%). Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia akan menyentuh US$ 100 miliar hingga enam tahun ke depan karena penetrasi e-commerce, ride hailing, online travel dan media daring berdasarkan laporan Google dan Temasek. Sejak 2018, industri e-commerce Indonesia sudah naik, dapat dilihat dari transaksi uang yang beredar US$ 27 miliar melalui flatform daring. Perpres No. 74/2017 tentang peta jalan sistem perdagangan nasional berbasis elektronik (road map e-commerce) adalah wujud keseriusan pemerintah mengawal peran e-commerce terhadap ekonomi nasional. Di perpres itu, pemerintah menyatakan ekonomi berbasis elektronik punya potensi ekonomi tinggi bagi Indonesia dan salah satu tulang punggung ekonomi. Pemerintah menyiapkan Roadmap e-commerce 2017-2019 yang meliputi beberapa program, yaitu pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, pendidikan dan sumber daya manusia, infrastruktur komunikasi, logistik, keamanan, siber serta pembentukan manajemen pelaksana Roadmap e-commerce 2017-2019. Dalam hal perpajakan, Kementerian Keuangan menerbitkan aturan pajak e-commerce, melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.010/2018 tentang Perlakuan Perpajakan atas Transaksi Perdagangan melalui Sistem Elektronik yang berlaku efektif mulai 1 April 2019. Di aturan itu, pemerintah tak menetapkan jenis atau tarif pajak baru bagi pelaku e-commerce. Yang diatur adalah tata cara dan prosedur pemajakan agar pelaku e-commerce merasakan kemudahan terkait administrasi pelaporan pajak. PMK itu dimaksudkan untuk menjadi basis pengembangan e-commerce ke depan. Kementerian Keuangan menyebutkan, PMK ini bukan untuk mengejar target penerimaan pajak, melainkan membangun ekosistem dan database e-commerce yang komprehensif. Data dapat digunakan untuk mempermudah proses impor pengiriman barang e-commerce melalui skema Delivery Duty Paid. Skema ini akan menciptakan kepastian dan transparansi proses impor barang sehingga pembeli mendapatkan kepastian harga dan pedagang mendapatkan kemudahan dalam proses impor barang. Dalam hal pendanaan, lembaga keuangan juga harus bersiap. Sesuai road map e-commerce, para pelaku (tenant pengembang platform e-commerce) bisa mendapatkan akses pinjaman KUR. Berdasarkan analisa iPrice, ada lima aspek yang membuat industri e-commerce Indonesia meningkat. Pertama, kompetisi pemain, pada industri e-commerce Indonesia ada banyak pemain baru, baik lokal maupun global. Pemain e-commerce bisa bertambah karena mereka telah mengamankan sejumlah pendanaan untuk memperkuat kegiatan operasional.
Kedua, produk dan servis e-commerce, pemain e-commerce di bidang otomotif semakin berkembang dan toko fisik kembali populer untuk melengkapi pengalaman berbelanja masa kini di e-commerce. Ketiga, metode pembayaran, uang digital semakin populer sebagai alat pembayaran pada
e-commerce. Keempat, perilaku konsumen, seiring banyaknya layanan berbasis aplikasi untuk kebutuhan sehari-hari membuat ketergantungan pada ponsel pintar. Kelima, promosi dengan mendekatkan konsumen dan menanyakan kebutuhan konsumen akan produk yang disediakan melalui
e-commerce.♦
Elisabeth Carolina Peneliti Mandiri Institute Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Adi