Pasar ekspor kerajinan kayu Bali masih potensial



BALI. Pasar kerajinan kayu untuk pasar ekspor ternyata masih menjanjikan. Tengok saja, penutuan Komang Nuryani (34 tahun) pemilik usaha kerajinan patung kayu di daerah Gianyar Bali ini.

Komang merupakan istri dari I Made Murdata yang merupakan generasi kedua dari bisnis kerajinan kayu ini. Dari total penjualan hampir 75% di antaranya untuk pasar ekspor.

“Mayoritas untuk pasar Amerika, Jerman dan Inggris,” ujar Komang, ketika ditemui KONTAN di kompleks Pasar Sukowati, Gianyar, Bali, Senin (9/1).


Penjualan patung di tahun 2016 mengalami perbaikan ketimbang tahun sebelumnya. Saat ini patung gajah dan kuda terutama yang berbahan kayu waru merupakan yang paling banyak dicari.

Bahan waru ini banyak dicari karena mempunyai warna alami yaitu hijau untuk patung gajah. Sedangkan untuk kuda menggunakan jenis kayu yang didatangkan dari pulau Jawa yang mempunyai warna agak kecokelatan.

Tercatat pada Desember 2016 lalu, omzet yang didapat Komang dari usahanya per bulan mencapai ratusan juta rupiah. Adapun keuntungan bersih mencapai Rp 10 juta sampai Rp 15 juta per bulan.

Berdasarkan pantauan KONTAN, harga patung hewan ini sangat beragam yaitu paling rendah sebesar Rp 50.000 sampai yang paling mahal Rp 15 juta per unit. Mayoritas, pembeli di Wayan Loji Shop ini kebanyakan adalah untuk dijual kembali.

Komang mempunyai total 10 perajin dari Ubud dan Gianyar untuk memasok patung di gerainya. Biasanya Komang memesan kayu gelondongan yang kemudian diserahkan ke perajin untuk di pahat sesuai dengan pesanan atau tren di pasar.

Terkait pemasarannya, Komang mengandalkan dari mulut ke mulut dan promosi dari internet. Biasanya pesanan datang dari rekomendasi turis yang pernah berkunjung di toko. Untuk menjaga pelanggan, Komang menjaga benar kualitas produk yang diproduksi.

Selain mengandalkan ekspansi dari laba yang diperoleh, Komang juga memanfaatkan kredit perbankan. Tercatat total kredit yang telah digunakan dalam beberapa tahun terakhir mecapai 200 juta dari salah satu bank mikro di Indonesia.

Menurut Raden Ramdan Achmad Djauhari, Departemen Head Trade Marketing and Advisory BRI, potensi pasar ekspor pelaku UMKM masih sangat besar. “Kami proyeksi pasar ekspor masih akan tumbuh lebih baik di 2017 ini,” ujar Raden kepada KONTAN, Rabu (12/1).

Menurut Raden selama ini yang membuat kurangnya pengusaha UMKM masuk ke pasar ekspor adalah minimnya informasi dan keterampilan teknis seperti bahasa asing. Padahal jika cermat, pasar ekspor UMKM terutama di bidang kerajinan masih cukup terbuka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini