Pasar ekspor kertas karton terlipat



JAKARTA. Ekspor kertas karton mulai terlipat. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor kertas karton tahun 2015 turun 4,77% ketimbang realisasi ekspor pada tahun 2014.

Misbahul Huda, Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) bilang, penurunan ekspor karena beberapa faktor. Pertama, faktor eksternal yakni melambatnya pertumbuhan ekonomi global sehingga mengurangi permintaan.

Kedua, banjirnya ekspor kertas karton dari China yang menyebabkan over supply pasar kertas karton dunia yang akhirnya menekan ekspor kertas Indonesia. "Saat ini terjadi seleksi ketat pasar kertas global," kata Misbahul kepada KONTAN, Rabu (10/2).


Ketiga, faktor produksi, yang mana bahan baku kertas karton adalah recycle atau daur ulang yang masih impor. Karena impor, harga kertas karton jadi lebih mahal, apalagi saat rupiah melemah. "Hal ini membuat harga kertas karton dari Indonesia tak lagi kompetitif karena rupiah melemah," kata Misbahul.

Tak hanya tertekan nilai tukar, harga bahan baku kian mahal karena pengenaan bea masuk. Untuk mengatasi hal ini, APKI meminta pemerintah meringankan bea masuk itu.

Di sisi lain, APKI meminta pemerintah segera merealisasikan janji di paket kebijakan I yakni menyederhanakan perizinan impor bagi industri kertas kemasan karton. "Hingga kini tak kunjung terealisasi," katanya.

Kondisi ini membuat pelaku bisnis pesimistis bisa tumbuh. Walhasil, ekspor kertas karton pada tahun ini diprediksikan tidak jauh berbeda dengan tahun 2015.

Kini tumpuan industri ini hanya ada di pasar dalam negeri. Industri berharap daya beli masyarakat meningkat sehingga produsen makanan mengerek produksi dan berdampak pada kenaikan pesanan kertas karton kemasan.  Dalam proyeksi APKI permintaan kertas karton rata-rata bisa naik sekitar 4,5%-4,8% per tahun.

Jimmy Juneanto Ketua Persatuan Grafika Indonesia (PPGI) sependapat bahwa harapan penjualan kertas tahun ini ada di pasar dalam negeri. Tak hanya kertas karton, penjualan kertas di dalam negeri juga terbuka untuk kertas HVS atau kertas untuk keperluan percetakan buku dan dokumen. Jimmy memprediksi, sumber kenaikan permintaan kertas berasal dari proyek pengadaan buku pemerintah.

Jimmy maupun Misbahul berharap, pasar kertas domestik bisa menjadi penyelamat pasar kertas saat ekspor turun. Jika pasar domestik juga ikutan turun, dikhawatirkan berdampak kepada pemutusan hubungan kerja (PHK). "Jika mesin pabrik berhenti, tentu ada karyawan yang dirumahkan," kata Misbahul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan