KONTAN.CO.ID - PT Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI) berniat untuk meningkatkan penjualannya di dalam negeri. Persaingan yang ketat di pasar internasional membuat perusahaan ingin fokus ke pasar domestik demi meningkatkan pendapatannya. Direktur IKBI Sulim Herman Limbono mengaku persaingan industri kabel di pasar ekspor saat ini cukup ketat. Untuk itu, perusahaan berniat untuk memperluas cakupan pasar domestik. Saat ini, komposisi penjualan ekspor berkontribusi atas 70% dari total penjualan perusahaan. Sementara penjualan domestik berkontribusi atas 30% dari total penjualan perusahaan. "Keikutsertaan kami untuk menyuplai kabel ke proyek PLN diharapkan bisa meningkatkan kontribusi penjualan domestik kami," ujar Sulim di Jakarta, Selasa (12/9). Sayangnya, Sulim enggan menyebutkan berapa besar kenaikan penjualan pasar domestik dari proyek-proyek PLN tersebut. Menurutnya, saat ini perusahaan masih melakukan evaluasi sehingga belum bisa menyebutkan angka pastinya. Adapun perusahaan telah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) US$ 7 juta untuk mengantisipasi peningkatan permintaan dari proyek PLN tersebut. Sebagian dari capex tersebut akan digunakan perusahaan untuk melakukan peremajaan mesin agar bisa meningkatkan kapasitas produksi. Dengan peremajaan mesin tersebut, perusahan berharap kapasitas produksi akan semakin meningkat. "Produksi kabel diperkirakan meningkat dari 200 ton per tahun menjadi 300 ton per tahun dengan mesin baru tersebut," kata Sulim. Terkait target penjualan di tahun ini, Sulim bilang pihaknya berharap penjualan di tahun 2017 ini bisa lebih tinggi dibanding tahun lalu. "Kurang lebih penjualan bisa tumbuh sampai 10% dari tahun sebelumnya," papar Sulim. Hingga Juni 2017 lalu, IKBI mencatat penurunan penjualan sebesar 7,51% year-on-year (yoy) menjadi US$ 32,89 juta. Perusahaan pun gagal membukukan laba di paruh pertama tahun ini. Di semester 1 lalu, perusahaan mencatat kerugian sebesar US$ 30.032, berbeda dengan semester 1 2016 lalu di mana perusahaan masih bisa membukukan laba sebesar US$ 1,99 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pasar ekspor ketat, Sumi Indo serbu pasar lokal
KONTAN.CO.ID - PT Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI) berniat untuk meningkatkan penjualannya di dalam negeri. Persaingan yang ketat di pasar internasional membuat perusahaan ingin fokus ke pasar domestik demi meningkatkan pendapatannya. Direktur IKBI Sulim Herman Limbono mengaku persaingan industri kabel di pasar ekspor saat ini cukup ketat. Untuk itu, perusahaan berniat untuk memperluas cakupan pasar domestik. Saat ini, komposisi penjualan ekspor berkontribusi atas 70% dari total penjualan perusahaan. Sementara penjualan domestik berkontribusi atas 30% dari total penjualan perusahaan. "Keikutsertaan kami untuk menyuplai kabel ke proyek PLN diharapkan bisa meningkatkan kontribusi penjualan domestik kami," ujar Sulim di Jakarta, Selasa (12/9). Sayangnya, Sulim enggan menyebutkan berapa besar kenaikan penjualan pasar domestik dari proyek-proyek PLN tersebut. Menurutnya, saat ini perusahaan masih melakukan evaluasi sehingga belum bisa menyebutkan angka pastinya. Adapun perusahaan telah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) US$ 7 juta untuk mengantisipasi peningkatan permintaan dari proyek PLN tersebut. Sebagian dari capex tersebut akan digunakan perusahaan untuk melakukan peremajaan mesin agar bisa meningkatkan kapasitas produksi. Dengan peremajaan mesin tersebut, perusahan berharap kapasitas produksi akan semakin meningkat. "Produksi kabel diperkirakan meningkat dari 200 ton per tahun menjadi 300 ton per tahun dengan mesin baru tersebut," kata Sulim. Terkait target penjualan di tahun ini, Sulim bilang pihaknya berharap penjualan di tahun 2017 ini bisa lebih tinggi dibanding tahun lalu. "Kurang lebih penjualan bisa tumbuh sampai 10% dari tahun sebelumnya," papar Sulim. Hingga Juni 2017 lalu, IKBI mencatat penurunan penjualan sebesar 7,51% year-on-year (yoy) menjadi US$ 32,89 juta. Perusahaan pun gagal membukukan laba di paruh pertama tahun ini. Di semester 1 lalu, perusahaan mencatat kerugian sebesar US$ 30.032, berbeda dengan semester 1 2016 lalu di mana perusahaan masih bisa membukukan laba sebesar US$ 1,99 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News