Pasar elektronik bakal tumbuh dua digit



JAKARTA. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi ditengarai bakal berdampak pada permintaan produk elektronik. Meski begitu, para pelaku industri meyakini, penjualan produk elektronik hingga paruh pertama tahun ini masih bisa tumbuh dua digit.

Ketua Electronic Marketers Club (EMC) AG Rudyanto menuturkan, menjelang Juni 2013, permintaan produk elektronik memang sedikit lesu akibat kenaikan harga BBM bersubsidi. "Meski datanya belum masuk, dari pengamatan pasar memang terlihat sepi," jelasnya, Selasa (2/7).

Menurut Rudyanto, dalam beberapa bulan terakhir, konsumen cenderung menahan pembelian produk elektronik. Selain karena kenaikan harga BBM bersubsidi, pelemahan nilai tukar rupiah juga membuat harga rata-rata produk elektronik naik sekitar 5%. Kondisi ini diperparah dengan musim tahun ajaran baru, sehingga sebagian konsumen mengalihkan alokasi belanja untuk pendidikan.


Meski ada perlambatan pertumbuhan penjualan, Rudyanto yakin penjualan produk elektronik dalam enam bulan pertama tahun ini bisa tumbuh dua digit. Alasannya, "Sampai bulan Mei, pertumbuhan pasar masih cukup bagus," ungkapnya.

Sebagai gambaran, selama lima bulan pertama tahun ini, penjualan produk elektronik menembus Rp 13,1 triliun, tumbuh 15% ketimbang periode yang sama tahun 2012. Selama Januari hingga Mei 2013, pertumbuhan penjualan terbesar berasal dari segmen home appliances.

Produk mesin cuci misalnya, selama Januari hingga Mei 2013 mampu membukukan pertumbuhan penjualan hingga 29% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Sedangkan produk penyejuk ruangan alias air conditioner (AC) mampu tumbuh 27% selama lima bulan pertama tahun ini.

Rudyanto menambahkan, pertumbuhan home appliances juga bakal didorong oleh momentum Ramadhan dan lebaran. Secara historis, permintaan segmen home appliances cenderung meningkat pada masa tersebut.

Pasar elektronik dalam negeri yang masih bergairah juga membuat PT Sharp Electronic Indonesia berambisi memperbesar pangsa pasar elektronik di dalam negeri. Tahun ini, Sharp menargetkan bisa menguasai 30% pangsa pasar elektronik domestik.

Hingga Mei 2013, Sharp mengklaim mampu menguasai sekitar 26% pangsa pasar elektronik domestik. Untuk memperbesar pangsa pasar ini, Sharp kini tengah membangun pabrik kedua di Karawang. "Kami jelas ingin memperbesar pasar di Indonesia," kata Yukihiro Nono, Brand Strategy Group Senior General Manager PT Sharp Electronics Indonesia pada KONTAN beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi