KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah gejolak pasar global, sejumlah perusahaan pengelola investasi menyatakan saham di kawasan Asia Tenggara dan Jepang berpotensi dikoleksi. Mereka tertarik dengan pasar keuangan di Asia, karena negara-negara di wilayah tersebut, seperti China dan India terus melanjutkan reformasi. Pengamat pasar keuangan memang masih mencari penyebab aksi jual masif di pasar saham global pada pekan ini. Namun, di tengah kondisi pasar yang demam, banyak di antara mereka yang sepakat mengenai satu hal, yakni: ada saham yang layak dikoleksi. Broker ternama, seperti BlackRock, Amundi dan Credit Suisse mengatakan, gejolak yang sedang berlangsung di pasar saham bukan disebabkan oleh perubahan fundamental ekonomi. Sebaliknya, ini narasi dari sinkronisasi pertumbuhan global.
Meski demikian, pasar saham yang tiba-tiba anjlok mengingatkan akan pentingnya diversifikasi portofolio. Nah, sejumlah negara di Asia disebutkan sebagai pilihan defensif, yang dapat menahan volatilitas saat ini. "Meski sementara kami berhati-hati, namun kami akan siap untuk secara aktif memanfaatkan peluang di tengah gelombang volatilitas ini," kata Amundi Asset Management dalam sebuah catatan, seperti dilansir CNBC, Jumat (9/2). Sejumlah manajer keuangan bahkan telah membuat daftar belanja, yang isinya seperti berikut: 1. Asia Tenggara Ahli strategi di Morgan Stanley menunjuk saham-saham di Asia Tenggara, khususnya Thailand dan Singapura, sebagai pilihan untuk bermain defensif. Pasar di kawasan ini tampak lebih tahan di saat pasar global bergejolak pada pekan ini dibandingkan bursa di Asia Utara, seperti Jepang dan China daratan. Bursa saham Singapura dan Thailand misalnya hanya turun 2% hingga 3% pada penutupan Jumat dan Kamis lalu. Sedangkan, pasar di Asia Utara turun sekitar 6% pada periode yang sama. "Mungkin agak terlambat untuk berbicara tentang sikap defensif, tapi kami akan terus menekankan preferensi kami untuk (Asia Tenggara), sisanya Asia Utara (saham teknologi), khususnya Korea," menurut catatan Morgan Stanley. 2. Jepang Bagi investor yang menginginkan eksposur lebih besar ke Asia Utara, Jepang nampaknya menjadi salah satu favorit. Amundi dalam sebuah catatan menyatakan, saham di Jepang didukung oleh pertumbuhan laba per saham yang solid. Peter Boardman, managing director NWQ Investment Management menyatakan hal yang sama. "Perekonomian keseluruhan tetap stabil, pertumbuhannya meningkat, pendapatan mulai pulih," kata Boardman kepada CNBC pada Jumat. Ia mencatat, berdasarkan laporan pendapatan perusahaan di Jepang, sekitar 80% perusahaan berhasil melampaui atau memenuhi ekspektasi pasar. 3. Keuangan Di negara di mana tingkat suku bunga meningkat, bank mendapat keuntungan dari kenaikan bunga pinjaman.
Morgan Stanley menyatakan, pasar keuangan Asia telah dimulai dengan baik pada 2018. Sektor perbankan di negara-negara besar, seperti China dan India semakin kuat pada restrukturisasi domestik dan peningkatan kualitas aset. Sebab, banyak negara di kawasan ini terus melanjutkan reformasi. Dus, ekonomi mereka seharusnya lebih solid tahun ini dan akan membantu industri keuangan negara tersebut. Pada pasar keuangan Asia, Morgan Stanley memberikan pandangan "
overweight" terhadap bank-bank Korea Selatan dan India. Manajer keuangan ini juga menyukai perusahaan asuransi di Hong Kong dan China. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini