Pasar Global Lesu, Indonesia Fibreboard Industry (IFII) Proyeksikan Kinerja Melambat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) memproyeksikan laju bisnisnya masih melambat sampai akhir tahun 2023 ini. Hal itu terjadi lantaran menurunnya permintaan kayu MDF di negara-negara tujuan ekspor perseroan, dampak dari ketidakpastian situasi global saat ini.

Direktur Indonesia Fibreboard  Industry, Ang Andri Pribadi, memaparkan, kinerja IFII hingga paruh pertama tahun 2023 melambat utamanya karena situasi pasar kayu MDF di Jepang yang mengalami penurunan. Maklumlah, Jepang merupakan salah satu negara tujuan ekspor perusahaan yang memiliki porsi cukup besar.

Kondisi pasar lokal juga tak jauh berbeda. Menurut Ang Andri, permintaan di pasar lokal belum sepenuhnya pulih sebagai dampak dari ketidakpastian kondisi perekonomian global.


Baca Juga: Indonesia Fibreboard Industry (IFII) Berharap Raih Kinerja Lebih Baik pada Tahun Ini

“Prospek bisnis sampai akhir tahun 2023 diprediksi melambat, hal ini tidak berdampak hanya pada perseroan saja namun juga berdampak kepada produsen kayu MDF lainnya khususnya di Asia,” ungkap Ang Andri, kepada Kontan.co.id, Rabu (4/10) lalu. 

 
IFII Chart by TradingView

Lebih lanjut, dia mengatakan, beberapa negara tujuan utama ekspor IFII seperti Jepang, masih memperlihatkan perlambatan pertumbuhan permintaan dikarenakan kondisi perekonomian di negaranya. 

Selain itu, permintaan dari negara-negara Kawasan Timur Tengah pun mulai mengalami penurunan karena masih tingginya stock level gudang penyimpanan pelanggan. 

Baca Juga: Indonesia Fibreboard Industry (IFII) Waspadai Dampak Ketidakpastian Ekonomi Global

Adapun, negara tujuan utama ekspor IFII terdiri tas Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Taiwan, Malaysia, serta negara-negara Kawasan Timur Tengah seperti Arab Saudi, Mesir, Lebanon, UEA, dan juga Afrika Selatan. 

Mengutip laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), penjualan bersih IFII sebenarnya tumbuh tipis 0,47% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 409,43 miliar pada semester I-2023. Namun, laba bersih periode berjalan IFII terkoreksi 37,75% YoY menjadi Rp 27,52 miliar pada periode yang sama.

Pada semester I-2023, mayoritas penjualan bersih IFII ditujukan ke pasar ekspor sebesar Rp 315,97 miliar. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 155 miliar berupa penjualan MDF ke Jepang. Pasar lokal sendiri berkontribusi Rp 93,46 miliar terhadap total penjualan bersih IFII di periode tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli