Pasar Hong Kong bergejolak, Hopewell menunda IPO



HONG KONG. Gejolak di pasar saham global berefek ke rencana aksi sejumlah korporasi. Kabar teranyar, pengembang properti yang berbasis di Hong Kong, Hopewell Hong Kong Properties Ltd, akhirnya menunda rencana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Hong Kong pada bulan ini.

Anak usaha Hopewell Holdings itu memutuskan menunda IPO, setelah melihat kondisi pasar yang begitu volatil, belakangan ini. Sejatinya, Hopewell Hong Kong Properties berniat menghimpun dana senilai US$ 780 juta dalam aksi IPO pada 19 Juni nanti.

Belakangan, pasar saham Asia terus merosot. Indeks Hang Seng, yang menjadi acuan di Bursa Hong Kong, cenderung melemah. Pada bulan lalu, Hang Seng menyusut 9,5%. Atas pertimbangan inilah Hopewell Hong Kong Properties, pemilik gedung di kawasan bisnis Wan Cai termasuk Hopewell Centre, menunda proses IPO. Penjamin emisi saham IPO Hopewell Hong Kong adalah BOC International Holdings Ltd, Credit Suisse Group AG, Citigroup Inc, HSBC Holdings Plc dan Citigroup Inc.


Keputusan manajemen Hopewell  menunda IPO tampaknya lumrah. Maklum, rata-rata harga saham dari 20 emiten yang baru mencatatkan sahamnya di Bursa Hong Kong menyusut 2,2% dibandingkan harga perdana.

Harga saham China Harmony Auto Holding Ltd, sempat menyusut 15% dari harga perdananya, seperti dikutip Bloomberg, kemarin. Kejatuhan saham China Harmony merupakan koreksi saham IPO terdalam sejak Februari tahun lalu. China Harmony mencatatkan saham IPO pada pekan lalu dan meraih dana segar senilai US$ 215 juta.

Kemudian, harga saham Sinopec Engineering (Group) Co telah menyusut 2,9% dari harga perdana. Sinopec Engineering meraih dana IPO senilai US$ 1,8 miliar pada bulan lalu, yang merupakan nilai IPO terbesar di Hong Kong pada tahun ini.

Di tengah fluktuasi pasar saham global, sejumlah korporasi Asia belakangan ini merencanakan IPO. Seperti operator kasino asal Filipina, Travellers International, yang bersiap IPO di Bursa Saham Manila. Anak usaha Alliance Global Group Inc dan Genting Hong Kong Ltd ini mengincar dana IPO US$ 806 juta.  Ada pula maskapai AirAsia X Berhad, anak usaha Grup AirAsia, yang siap IPO senilai US$ 370 juta.

Editor: Sandy Baskoro