KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga konsultasi dan agensi properti, Colliers Indonesia, menyatakan bahwa pasar real estate bisa melirik kelompok lanjut usia (lansia) sebagai peluang yang potensial. Sebagai informasi, sekitar 10,75% dari total populasi Indonesia atau sekitar 29,7 juta jiwa merupakan lansia. Oleh sebab itu, Indonesia mulai dianggap sebagai negara dengan masyarakat yang menua. Tingginya jumlah lansia ini membuka peluang besar di pasar real estate. Hal ini dapat menjadi solusi yang sesuai bagi para lansia, seperti perumahan dengan layanan perawatan.
Sektor hunian bagi lansia menawarkan kesempatan bagi para investor untuk menjelajahi dan bermitra dengan operator berpengalaman agar dapat memasuki atau memperluas peluang di sektor yang belum banyak digarap ini.
Baca Juga: Pusat Belanja Menaikkan Harga Sewa Kios 5%-10% Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia, menyebutkan bahwa pada tahun 2050, hampir seperempat dari populasi Indonesia diprediksi akan menjadi golongan lanjut usia. "Secara bersamaan, masyarakat kelas menengah yang semakin bertumbuh akan mendorong permintaan terhadap hunian bagi lansia, sehingga akan menciptakan pasar baru untuk sektor ini. Selain itu, investasi di sektor hunian lansia menawarkan berbagai keuntungan, termasuk peluang pertumbuhan dan ketahanan terhadap resesi, karena melayani pasar berbasis kebutuhan," ujarnya, dikutip dalam keterangan resmi, Senin (3/6). Secara garis besar, hunian lansia dapat didefinisikan sebagai komunitas eksklusif untuk para lanjut usia, yang menawarkan kesempatan untuk menikmati masa tua dengan dukungan sumber daya yang membuat hidup lebih berkualitas. Hunian lansia ini umumnya ditargetkan untuk individu yang berusia 60 tahun atau lebih, menyediakan fasilitas bagi para pensiunan, seperti layanan kebersihan rumah dan berbagai kegiatan berbasis komunitas. Berikut ini adalah bentuk dukungan dari pemerintah yang dapat membantu pertumbuhan pasar perumahan lansia di Indonesia. Salah satunya adalah insentif untuk pengembangan hunian lansia dengan memasukkan fitur desain yang ramah bagi lansia. Selain itu, pembangunan fasilitas dan infrastruktur yang memiliki standar kualitas personel dan pedoman yang menciptakan lingkungan aman serta mendukung bagi para lansia.
Baca Juga: Tarif Sewa Perkantoran di Jakarta Diperkirakan Tumbuh 3% Per Tahun “Ekspansi insentif layanan kesehatan kepada operator swasta akan mendorong mereka untuk membuat layanan menjadi lebih mudah diakses dan menawarkan lebih banyak pilihan bagi para lansia,” tambahnya.
Selain dukungan kebijakan dari pemerintah, kontribusi dari sektor swasta juga diperlukan untuk membentuk pasar hunian lansia. Sektor swasta dapat mempertimbangkan hal-hal seperti membangun komunitas antar generasi yang dapat mengakomodasi warga dari segala usia, sesuai dengan keinginan para lansia untuk terlibat dalam komunitas. “Lalu, penggunaan teknologi yang lebih luas dalam hunian lansia. Teknologi akan meningkatkan kehidupan dan kesehatan lansia dengan berbagai cara, mulai dari terapi realitas virtual hingga telemedis, sehingga memungkinkan para lansia hidup mandiri dan menerima perawatan berkualitas tinggi,” paparnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .