Pasar Induk Beras Cipinang Diguyur Beras SPHP 4.500 ton, Bapanas: Dijual Sesuai HET



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mendapatkan pasokan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 4.500 ton dari Perum Bulog.

Dari total tersebut sebanyak 1.500 ton beras SPHP akan di distribusikan ke 50 pedagang  yang terverifikasi dan sebanyak 3.000 ton akan dikirim ke gudang Food Station BUMD di PIBC.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan harga beras yang terdistribusi itu akan dijual sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu Rp 10.900/kg. Sehingga dalam waktu dekat harga beras dapat tertekan.


"Dengan dibanjirinya PIBC dengan beras SPHP ini diharapkan dapat menurunkan harga beras kembali," kata Arief dalam keteranganya, Sabtu (16/9).

Untuk itu, pihaknya meminta agar seluruh toko yang menjual beras SPHP Bulog wajib memasang spanduk informasi harga sehingga masyarakat mudah dan cepat memperoleh informasi mengenai peredaran beras tersebut di pasaran.

Baca Juga: Indonesia Paling Banyak Impor Beras dari Thailand

Melakui mekanisme tersebut, masyarakat dapat memperoleh beras SPHP dengan harga yang tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

Adapun harga beras SPHP di PIBC paling tinggi Rp 10.385 per kg dan di pasar turunan atau di tingkat pengecer sampai kepada masyarakat harga eceran tertinggi sebesar Rp 10.900 per kg.

Arief juga meminta semua pihak dapat turut mengawasi penyaluran beras SPHP ini dengan harga eceran yang tertinggi yang telah ditetapkan.

"Jika ada hal-hal yang menyimpang dan tidak sesuai harap melaporkan ke kami atau satgas pangan sehingga pendistribusian beras ini benar-benar tepat sasaran, dan dampaknya mampu menahan lonjakan harga beras sehingga kembali stabil." ungkap Arief.

Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membeli beras melebihi kebutuhan normal yang biasanya. Sebab ia memastikan bahwa stok beras tersedia dan cukup

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari