Pasar IPO di Kawasan Asia Akan Lebih Bergairah Tahun 2024



KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Para bankir memperkirakan prospek kinerja aksi penghimpunan dana di pasar modal lewat initial public offering (IPO) kawasan Asia Pasifik akan lebih baik tahun 2024. 

Bankir yang disurvei Reuters optimis pasar IPO membaik setelah suram tahun ini, didorong oleh stabilnya suku bunga global. Kendati begitu, tantangannya tetap ada, yakni dari faktor penghelatan Pemilu di Amerika Serikat (AS) dan kawasan Asia. 

Menurut data LSEG dilansir Reuters, Jumat (15/12), nilai penjualan saham oleh perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik merosot seperlima secara tahunan menjadi US$ 229 miliar sepanjang tahun berjalan 2023. Capaian ini merupakan yang terendah sejak 2012.


Data LSEG tersebut mencakup penjualan saham baru dan sekunder, penerbitan obligasi konversi, dan perdagangan blok. Pelemahan disebabkan berbagai faktor, terutama naiknya suku bunga, tingginya inflasi, dan ketegangan geopolitik.

Baca Juga: Lebih Fluktuatif, Intip Proyeksi IHSG pada Tahun Depan dari Samuel Sekuritas

Para bankir menyebut, sentimen equity capital market (ECM) telah membaik dalam beberapa pekan terakhir karena suku bunga di banyak negara tampaknya telah mencapai puncaknya. Bank-bank sentral sudah mulai membicarakan ke arah penurunan suku bunga tahun depan. 

"Saat ini, pasar melihat prospek makro yang cukup baik yang dapat mendorong para emiten untuk masuk. Pipeline-nya kuat," kata Udhay Furtado, Kepala Pasar Modal Ekuitas Asia di Citi.

Tanda-tanda membaiknya sentimen penjualan saham terlihat dari sejumlah kesepakatan  penjualan borongan saham perusahaan di kawasan Asia Pasifik beberapa minggu terakhir. Salah satunya, Bain Capital berhasil menjual sahamnya di Axis Bank India senilai US$ 448 juta pada Desember ini.

Namun, Furtado mengatakan bahwa kondisinya lebih menantang saat musim pemilihan umum. Ketika aktivitas politik memanas, perusahaan-perusahaan biasanya enggan untuk membuat keputusan-keputusan besar, karena khawatir akan adanya perubahan kebijakan.

Pemilihan umum akan digelar di Taiwan bulan depan. Indonesia, Korea Selatan dan India juga akan melakukan pemungutan suara tahun depan.

Baca Juga: The Fed Menahan Suku Bunga, Instrumen Investasi Saham Berpotensi Meningkat

Di skala global, pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS) akan diselenggarakan pada November 2023. Pertarungan politik di Negeri Paman Sam tersebut dikhawatirkan akan sengit.

Kesepakatan-kesepakatan besar yang sedang dipersiapkan untuk tahun depan termasuk rencana perusahaan logistik Alibaba, Cainiao, untuk mengumpulkan dana hingga USD2 miliar melalui IPO di Hong Kong. Ini akan menjadi IPO pertama dari unit Alibaba.

Persaingan IPO di Asia sangat ketat dengan biaya yang dihasilkan dari transaksi ECM yang mencakup hampir 40%. Sedangkan rata-rata global hanya 25%.

Pasar IPO China tercatat paling bergairah di Asia tahun ini, meski jumlahnya hany US4 37,3 miliar atau menyusut 35% dari tahun lalu. Penurunan terjadi seiring perlambatan ekonomi dan juga berbagai kebijakan ketat dari pemerintah China. 

Editor: Dina Hutauruk